Bubble atau gelembung merupakan suatu perumpamaan dari sesuatu yang pada dasarnya tidak ada, kemudian membesar dan akhirnya pada tingkatan tertentu akan pecah (brust). Hal ini berlaku pada benda atau aset yang pada dasarnya tidak bernilai tapi tiba-tiba nilainya melonjak tajam.
Contoh bubble di Indonesia, ketika terjadinya booming batu giok, ketika batu giok menjadi barang yang nilainya fantastis. Harga giok melebihi harga emas atau berlian hingga mencapai nilai 17 milyar untuk ukuran batu yang diameternya tidak lebih dari 10 cm.
Tapi hal itu tidak berlangsung lama, hingga batu giok saat ini harganya sama seperti asesoris biasa.
Atau contoh lainnya adalah ketika tanaman eforbia menjadi tanaman hias yang sangat mahal. Sekarang bisa kita jumpai di pinggir-pinggir jalan tanpa ada nilai.
Sedangkan kenaikan harga Bitcoin bukan merupakan bubble, walaupun harganya sempat melebihi angka 200 juta perkoin, dan akhirnya turun drastis ke angka 82 juta. Ini hanya salah satu karakteristik dari Bitcoin dimana nilainya fluktuatif dan murni mengikuti demand dan suplly nya. Sehingga kekhawatiran sebagian orang akan terjadinya brust tidak terjadi.