Post
Topic
Board Bahasa Indonesia (Indonesian)
Merits 11 from 5 users
Topic OP
[Diskusi] Desentralisasi Cryptocurrency hingga Permasalahan Blocksize
by
bots1
on 08/02/2019, 15:10:04 UTC
⭐ Merited by dbshck (6) ,phoinex (2) ,Husna QA (1) ,Roels Major (1) ,ETFbitcoin (1)
Baru-baru ini ane sering lihat pembahasan di board luar tentang kebingungan memahami sifat desentralisasi dan permasalahan hasil pencatatan pada rantai utama bitcoin seiring dengan berubahnya ukuran blocksize.

Sebenarnya ane juga tidak begitu faham bagimana permasalahannya, hingga sifat desentralisasi menjadi perdebatan yang cukup panjang. Ane juga sempat berfikir, Apakah desentralisasi itu hanya sekumpulan komputer P2P yang saling terhubung? Lalu, bagaimana kita mengukurnya hingga dikatakan sebagai desentralisasi? Apakah 1000 jaringan komputer yang saling terhubung, 2000, 5000 atau lebih banyak lagi?

Secara sederhana saya berpedoman pada makna ini:
"Desentralisasi merupakan sebuah jaringan yang dapat berjalan secara langsung, tanpa adanya perantara, dan tanpa kontrol pihak tertentu"

Lalu, bagaimana Cryptocurrency dapat memiliki sifat desentralisasi?

Jawaban ini mungkin akan menyinggung altcoin pastinya, sebab hingga saat ini ane belum menemukan altcoin yang memiliki sifat desentralisasi secara penuh. Satu-satunya perangkat kripto yang memiliki sifat desentralisasi adalah bitcoin, kenapa?
~ Bitcoin dapat dimiliki secara umum (meskipun Altcoin Juga memiliki sifat ini)
~ Bitcoin dapat ditambang secara publik (Hanya sebagian Altcoin, XRP pertambangan dikelola ripple labs)
~ Semua orang dapat berkontribusi dalam pengembangan bitcoin (hanya sebagian Altcoin memiliki sifat ini)
~ Tidak ada otoritas / lembaga dibelakang bitcoin (Seluruh altcoin dikelola lembaga)
~ Satosi meninggalkan proyeknya sendiri, ini dapat dikatakan posisi bitcoin memiliki sifat desentralisasi penuh.

Semua itu adalah bagian dari sifat-sifat desentralisasi. Hanya saja, kelemahannya bitcoin dapat dikuasai jaringannya misalnya oleh pertambangan, dapat dimanipulasi harganya oleh exchange, dan menjadi hukum rimba (siapa kuat dia yang menang). Meski demikian, bitcoin memiliki nilai terbaik dari semua kripto, yakni sifat desentralisasi.

Pembahasan kedua ane fikir lebih sulit dari pada sekedar desentralisasi, yakni permasalahan hasil pencatatan pada rantai utama bitcoin seiring dengan berubahnya ukuran blocksize. Sebab sebagian meyakini bahwa bertambahnya ukuran blocksize akan membuat ukuran blockchain bitcoin akan semakin besar, sehingga yang mempu mencatat keseluruhan transaksi hanya komputer yang memiliki memori yang besar (secara teori ane juga tidak mengerti bagaimana hitungannya).

Namun secara logika, jika ukuran blocksize semakin besar maka ukuran keseluruhan rantai blockchain bitcoin juga semakin besar. Ini akan membuat pertambangan skala kecil akan semakin kesulitan untuk memiliki catatan hingga rantai penuh, apalagi kecepatan internet yang dimiliki. Lalu apakah ini merupakan sebuah problem?
Ane tidak bisa menjelaskan secara pasti, namun sepertinya kedepan. kesulitan pertambangan akan menjadi lahan bagi perusahaan besar untuk menguasai teknologi ini, sebab hanya perusahaan besar yang mampu menghadirkan teknologi hardware untuk pertambangan atau sebagai konfirmasi transaksi. Meskipun begitu, perubahan ukuran blocksize saat segwit tahun 2017 lalu perhitungan maksimal hanya mencapai 2MB atau paling memungkinkan menjadi 4MB. Ini masih masuk akal untuk perusahaan pertambangan skala kecil.

Mungkin, ada yang dapat menjelaskan secara pasti? atau pertanyaan ane malah membingungkan. lol

Catatan: Mohon dikoreksi jika salah.