Jadi kalau saya rangkum dari beberapa jawaban dari para suhu, mata uang tidak berpengaruh terhadap apapun dan tergantung devisa negara ya.
Dalam ilmu ekonomi makro, umumnya teori yang digunakan --yang langsung terlintas di pikiran ane-- adalah
Purchasing Power Parity (PPP), faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang:
- Perbedaan inflasi
- Perbedaan suku bunga
- Perbedaan pertumbuhan GDP
- Perbedaan pertumbuhan Income
Bacaan:
https://www.investopedia.com/articles/forex/11/4-ways-to-forecast-exchange-rates.aspKalau devisa nanti dipakai untuk menilai
credit rating suatu negara.
Bacaan:
https://www.spratings.com/documents/20184/4432051/Sovereign+Rating+Methodology/5f8c852c-108d-46d2-add1-4c20c3304725Keduanya kemudian saling terkait lagi (PPP &
credit rating) karena untuk mendanai pembangunan butuh utang, kalau rating bagus bisa pakai bunga obligasi yang lebih kecil, dst...
Tapi, jika saja bitcoin itu sudah dianggap menjadi emas, dan kita menukarkan semua rupiah/mata uang negara lain kita ke beberapa keping bitcoin (dalam jumlah banyak orang langsung melakukan investasi ke bitcoin).
Kemungkinan semua cadangan devisa ditukar ke satu instrumen itu kecil sekali, karena setiap negara menggunakan skema portofolio untuk meminimalkan risiko. Jumlah proporsi-nya pun gak segampang itu diubah-ubah. Berhubung ane bukan orang BI, ane asumsikan saja mereka menggunakan teorinya Markowitz dengan menghitung beta.
Bacaan:
https://en.wikipedia.org/wiki/Modern_portfolio_theoryApakah tidak akan terjadi inflasi ekonomi atau perubahan harga mata uang di suatu negara tersebut?
Asumsikan hal ini (semua devisa dijadikan bitcoin) dilakukan saat ini, maka apa kata agen
credit rating? Bisa jadi obligasi yang diterbitkan Indonesia dikasih tag merah -> gak bisa ngutang -> gak bisa investasi di sektor riil -> pertumbuhan GDP negatif -> pengangguran tinggi, dll, dll...
Hidup itu kompleks
-Sudjiwo Tedjo