Saya rasa sebagian besar orang terutama yang "cepu" sebagaimana dipanggil TS akan menggunakan pengibaratan ini sebagai argumen.
Hm... Secara tidak langsung agan menganggap saya juga sebagai "cepu" dong??

Saya pakai pengibaratan tersebut karena menurut saya kasus seperti ini sama dengan kasus yang saya alami dulu waktu masih STM, jadi ceritanya (sorry curhat) ada beberapa teman saya yang malas-malasan bahkan bolos dalam mengikuti jam tambahan (wajib). Singkat cerita karena hal itu terus-terusan terjadi akhirnya si guru membatalkan jam tambahan tersebut, lalu saya protes dengan alasan yang saya punya dan kemudian sang guru memberikan pengibaratan tersebut terhadap kelas saya.
Tapi sebenarnya pengibaratan ini keliru juga, karena sifat dan relasi manusia dalam satu kelompok tidak sama dengan kopi dan upil, dan kurang pas. Harusnya begini: apakah iya karena 1 atau 2 apel busuk dalam karung, lalu semua apel dibuang karena dianggap busuk? Tentu gak bisa, langkah yang bener ya diperiksa satu-per satu apelnya jadi tau mana yang busuk dan tidak.
Btw, terima kasih buat koreksinya. Menurut saya pribadi untuk memeriksa satu per satu peserta dari ribuan peserta yang mengikuti bounty/airdrop cukup merepotkan dan membutuhkan waktu yang lama apalagi bagi manager yang bekerja secara perorangan bukan secara kelompok, kecuali para
tuyulers menggunakan address dan akun sosmed yang sama mungkin bisa lebih cepat terdeteksi.