Nah ini yang agak lucu kalau pemerintah mengharuskan KYC untuk non-custody wallet. Kalau exchange, okelah mereka bisa, karena mereka bisa mengakses ke pemilik exchange (kayak oscar misalnya, kalau ditodong pemerintah akan membubarkan Indodax pasti dia akan kasih KYC),
tapi kalau wallet non-custody (dimana key-nya user yang pegang) tentu ini akan jadi misi yang cukup imposible, atau hil yang mustahal. Karena orang sudah pintar, apa lagi di crypto ini, semua bisa di anonim, kalau HW harus KYC, tentu semua orang akan pakai cara gratisan 9 point yang saya jabarkan di atas, murah, aman, anonim dan tidak butuh modal apa pun alias gratis.
Hil yang Mustahal, Tapi ledger mencoba jalan tersebut. Bukan dapet apresiasi dari pengguna malah dapet banyak kritikan dan cacian.
Pemerintah kayaknya pengen menguasai semuanya termasuk crypto dan gak ada satupun yang bisa sembunyi.
Bahkan masalah pajak crypto saja sekarang sudah mulai ketat.
Cara gratisan yang sampean sebutkan tampaknya jadi Opsi yang lebih aman dan murah.
Saya juga mau experiment dengan Flashdisk dan electrum biar jadi Hardware Wallet KW, tapi lebih aman, punya kontrol penuh dan pastinya murah.
-snip-
Alasan mereka juga sebenarnya cukup bisa diterima, tapi fitur ini bertentangan dengan prinsip "Not Your Keys, Not Your Crypto". Walapun dengan KYC, kita bahkan tahu ledger sendiri pernah dicuri datanya pada tahun 2020.
sekitar US$545 juta dalam Bitcoin yang diperkirakan akan hilang per April 2022, karena orang-orang kehilangan kata sandi mereka atau mengalami kesalahan pada saat melakukan recovery secret phrase. Hal ini
Source:
https://id.beincrypto.com/fitur-baru-ledger-untuk-pemulihan-seed-phrase-tuai-kontroversi/Fitur baru yang memang berguna bagi beberapa orang saja, Tapi melawan prinsip privasi asset crypto selama ini.
Kita sekarang hanya perlu melihat, bagaimana ledger akan mengatasi kemarahan pengguna saat ini dan apa perkembangan selanjutnya.