Intinya terlilit hutang karena berinvestasi di aset kripto sementara dia belum siap dengan segala macam manajemen resikonya, termasuk 'dana dingin' untuk backup jika sewaktu-waktu plan-nya gagal; Dengan kata lain, hanya siap dengan keuntungan namun belum siap dengan kerugian.
Betul sekali. Sepertinya TS berinvestasi tanpa perencanaan yang matang, dia tidak siap dengan resiko loss. Ini indikasi kurangnya ilmu dan pengalaman, hanya modal yakin saja. Parahnya lagi TS berinvestasi dengan uang pinjol yang menyebabkan TS bingung dengan deadline waktu pengembalian. Hasilnya TS memilih jalan pintas karena tidak punya pilihan untuk pengembalian hutang.
Cryptocurrency sendiri ada yang volatilitas-nya tinggi semisal Bitcoin, ada yang volatilitas-nya rendah seperti stablecoin; Kalau memang 'maksa' investasinya mau di aset kripto yang memiliki volatilitas tinggi ya tentu resiko untung-ruginya juga tinggi lagi.
Daya tarik investasi crypto memang volatilitasnya. Dengan volatilitas tinggi, berarti ada potensi untuk keuntungan besar. Namun orang-orang kadang lupa jika volatilitas tinggi berarti potensi ruginya juga jauh lebih besar dari investasi pada umumnya.
Saya lebih setuju jika topiknya diganti dengan “Kegilaan Seseorang Terhadap Krypto” mengapa demikian, karena dalam topik ini menjelaskan seseorang yang gila terhadap krypto dengan menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan uang agar memilki modal trading.
Secara kejiwaan orangnya tidak gila. TS memutuskan menghabisi juniornya karena faktor pinjol. Bisa jadi TS tidak sampai memilih jalan pintas jika bukan karena faktor pinjol. Dalam kasus ini, saya tidak melihat ada redaksi jalan pintas yang diambil untuk modal trading. Yang saya tau TS itu berinvestasi di crypto.
TS = Tersangka