Saya tidak terkejut dengan berita semacam ini karena dari apa yang saya lihat (khususnya untuk negara kita Indonesia), para warga negara Indonesia tidak akan kelaparan atau kesulitan untuk mendapatkan beras sebagai makanan pokok mereka sehari-hari karena sawah dan ladang yang ada di negara kita Indonesia masih lumayan banyak sehingga hasil panen dan produksi beras di Indonesia masih lumayan banyak dan hal itu masih cukup membuat para masyarakat Indonesia untuk mendapatkan beras dengan harga yang tidak mahal.
Apalagi kalau sebagian para penduduk Indonesia yang ada di desa-desa dan pinggiran kota masih sangat senang untuk bertani dan bercocok tanam demi bisa mengonsumsinya serta menghasilkan uang dari pekerjaan mereka. Jadi berita itu mungkin tidak akan begitu terpengaruh untuk negara kita Indonesia, kecuali untuk negara-negara yang produksi berasnya masih sangat kecil atau negara-negara yang sawah dan ladang mereka tidak bisa di fungsikan lagi untuk bercocok tanam om.
saya sering membeli kebutuhan pokok rumah tangga terutama beras, saat ini harga beras di tempat saya sekitar 14 ribu rupiah, itu kualitas yang menengah padahal 2 bulan lalu kalo saya tidak salah harga beras yang biasa saya beli hanya sekitar 11500 rupiah, itu berarti harga nya naik beberapa persen, ketika saya tanya ke pedagang langganan saya alasan di balik kenaikan beras ini dia mengatakan beras lagi payah di dapat, musim kemarau dan lain sebagainya namun saya tidak yakin apakah alasan itu tepat.
indonesia sejauh ini masih ketergantungan dengan pasokan beras dari luar bahkan untuk daging sapi saja masih ketergantungan dari australia. di indonesia sawah cukup luas namun sudah banyak petani yang tidak lagi berniat menanam sawah karena alasan upah yang di dapat tidka sebanding dengan apa yang mereka keluarkan.
jika semua negara negara yang mendistribusikan beras mereka ke indonesia menghentikan distribusi merkea maka saya yakin harga beras di indonesia akan menyentuh level tinggi dan banyak warga yang pasti akan beralih makan singkong, wkwkwk