Sepengalaman ane dan sebatas yang pernah ane tahu soal korupsi di lingkungan ane.
Jadi korupsi di lingkungan ane sekarang ini sudah mulai berakar dari jenjang Ketua RT, terutama ketika pembagian beras raskin yang mana tugas Ketua RT adalah mendata orang-orang yang berhak menerima raskin dalam lingkungan RT yang dia pimpin. Tetapi dalam praktiknya, ada beberapa undangan yang memang di korupsi karena seolah-olah Pak RT ini juga gatel kalo liat rejeki yang lewat doang.
Ane rasa, penyakit yang namanya tamak itu bener-bener menular. Dimana ada satu orang yang mendapatkan untung dari sebuah program pemerintah dengan cara korup, orang lainnya pasti merasa rugi (padahal dirinya engga rugi, cuma engga dapet tambahan aja). Jadi orang yang ngerasa rugi ini pengen keuntungan juga yang sama dengan orang yang korup. Alhasil terjadilah korupsi berjamaah.
Hingga saat ini kasus yang paling gampang ditemui adalah pemalsuan nota belanja. Banyak banget oknum pemerintahan atau non-pemerintahan ketika mengelola uang kas, pasti ada yang memalsukan nota belanja dengan menambah margin harga demi keuntungan pribadi.
Lalu, kalau ditanya bagaimana cara menghapus korupsi, maka sepengengalaman ane yang paling manjur adalah mengajarkan nilai agama sampai orang-orang bisa sadar. Orang yang bener-bener paham agama , dan bisa mengamalkan ilmu-ilmu agama, harusnya bisa menjadi pemicu supaya tidak terjadi korupsi separah sekarang di Indonesia. Harus ditanamkan teori bersyukur supaya engga ketularan jadi korupsi. CMIIW