Saya setuju sama om @Bitinity, semuanya harus dimulai dari lingkup yang paling kecil yaitu keluarga. Dan jika sudah diajarkan sedari kecil dan diterapkan terus menerus, si anak bakal terus mengingatnya dan ketika dia dewasa, dia ga akan lupa sama ajaran-ajaran orang tuanya. Jika ada yang mengajaknya untuk berbuat aneh-aneh, dia pasti akan menolaknya karena ada rasa takut untuk melakukannya.
Orang tua adalah madrasah pertama bagi seorang anak, dan memang hal ini perlu ditanamkan sejak dini terkait (Moral, etika, tanggung jawab dan kejujuran) sebagai pondasi awal untuk seorang anak sebelum dia berlanjut keranah yang lebih jauh lagi. Dan sebisa mungkin kita sebagai orang tua harus memberikan contoh yang baik dan berprilaku baik dalam lingkungan keluarga, karena ketika kita melakukan kesalahan ataupun melakukan ke-bohongan dan hal tersebut dilihat oleh anak kita, maka hal tersebut akan menjadi alasan ketika seorang anak melakukan kesalahan ataupun ketika mereka tidak berprilaku jujur.
+ untuk yang om bilang ini dan sangat setuju sekali.
Sebagian besar orang-orang yang melakukan korupsi masih aktif dan kalaupun mereka pensiun pasti akan digantikan oleh yang di bawahnya yang juga masih satu lingkaran dengan yang di atasnya. Jadinya ya korupsinya masih jalan terus.
Walaupun negara kita adalah negara demokrasi akan tetapi, yang memegang kekuasaan di negara kita saya rasa sifat nya seperti dinasti, yang dimana kekuasaan berlanjut secara turun temurun. Dan yang turun temurun bukan hanya kekuasaannya akan tetapi besarta dengan prilakunya (Korupsi)
[/quote]
Itu sulitnya om kalau masih seperti dinasti karena pasti kekuasaannya akan diturunkan ke anak buahnya yang akan mencalonkan atau yang sudah duduk di kursi dibawahnya supaya mereka masih memegang manfaatnya. Dan itu yang belum bisa diberantas karena kalau satu yang kena, yang lain pasti akan cuci tangan sampai bersih biar ga terseret. Tapi kalau untuk cuannya, mereka akan minta bagian.