Mungkin salah satu faktor penyebab anak milenial tidak tertarik dengan budaya disebabkan oleh semakin mudah nya anak milenial mengakses teknologi dan informasi.
kalau anak milenia sih setahu ane sangat paham budaya, karena anak milenia itu kelahiran tahun 80-an, jadi ane dapat pastikan ada warisan regenerasi dari orang tua sebelumnya. Beda kalau anak gen-z atau anaknya dari kaum milenia, yang lahir di tahun 2000-an ke atas, nah mereka ini yang masih setengah-setengah, ane lihat dari mereka ini masih dikenalkan budaya dari orang tua mereka (kaum milenia), dan selebihnya tidak sam sekali karena kesibukan mereka yang masih beradaptasi dari perubahan manual ke digital.
Dari rata-rata yang ane lihat memang anak millenial memiliki warisan pemahaman tentang budaya dari orang tua mereka dan lingkungannya, tapi kita perlu melihat mengapa hal itu bisa terjadi kepada anak milenial, pertama menurut saya pribadi pada jaman perkembangan pertumbuhan generasi milenial mereka tidak terlalu open dengan media sosial jadi saya memiliki waktu untuk bersosialisasi dengan lingkungan dan berpartisipasi di berbagai macam acara budaya atau adat, artinya tidak mengonsumsi informasi sebebas sekarang dari media sosial, dulu paling keren hanyalah sebatas TV untuk melihat perkembangan dunia dari apa yang saya tonton. Dan juga hal ini perlu memasukan aspek daerah, beberapa milenial yang dekat perkotaan mereka sudah mengonsumsi budaya-budaya luar dari pergaulannya.
Sementara hari ini generasi Z pada masa perkembangan pertumbuhannya mereka sudah di suguhkan banyak kemudahan melalui teknologi, dan mereka bisa mendapatkan akses lebih modern dengan mengoperasikan perkembangan teknologi internet, apa yang mereka tonton dan perhatikan dari dunia maya mereka mengonsumsinya dan menganggap budaya-budaya yang mereka lihat di media sosial sebagai trendy dan menganggap bahwa budaya di lingkungannya "kampungan", di lihat dari rata-rata kebiasaan manusia ingin terlihat lebih baik dari orang lain, jadi menurut saya wajar bahwa generasi Z kesini tidak begitu paham dengan budayanya, karena apa yang mereka tonton, perhatikan dan praktekan adalah budaya luar di media sosial.
Cukup miris memang, hanya daerah-daerah yang tidak begitu tersentuh teknologi internet yang membuat generasinya tidak mudah terkontaminasi dengan budaya luar.IMO