Post
Topic
Board Ekonomi, Politik, dan Budaya
Re: Menguji Netralitas Presiden di Pemilu
by
PytagoraZ
on 02/11/2023, 08:39:22 UTC
Walaupun tujuannya makan siang, tetap bung Indonesia Harus Berubah.
Pemilu yang jurdil itu yang harus diutamakan, ke khawatiran tentang Netralitas sudah disampaikan, mudah-mudahan bukan saja didengarkan tapi juga dilaksanakan.

Semoga pemilu lebih baik dari tahun kemarin anggaran triliunan rupiah jangan dari kardus lagi kotak suara nya Cheesy
Kalah menang hal biasa , siapapun pemimpin selanjutnya semoga membawa Indonesia lebih baik dan lebih maju ke depan nya.


Ane belum baca terkait berita ini, tapi meskipun hanya makan siang pasti ada pembahasan yang mereka bahas. Tapi keknya ga bakal di dengarkan deh gan soalnya kita cuma bahas disini, dan pak presiden keknya juga ga ikutan forum ini.

Kotaknya harus dari apa emang gan? susah ngangkutnya ntr kalo kotak suara terbuat dari besi, boros space saat pengirian dan merepotkan TPS saat bawa-bawa kotak suara. Ane pikir kita bisa berkontribusi untuk terwujudnya pemilu yang lebih baik, bisa gabung jadi KPU, KPPS, PANWAS, Atau TPS, ane pikir itu bisa jadi bukti nyata kita mensukseskan pemilu. Ane mo daftar TPS kalo di terima  Wink
Membicarakan kontribusi kita terhadap terselenggaranya pemilu yang lebih baik, saya pikir dengan tidak golput dan ikut memberikan 1 suara kita kepada salah satu calon itu adalah sebuah kontribusi kita terhadap perpolitikan Indonesia dan  sebagai warga negara yang baik saya selalu memberikan suara dari hak pilih saya, baik itu dari tingkat desa maupun tingkat nasional.
Nah ada yang menarik disini, di daerah saya orang orang yang selalu menjadi KPU, KPPS, PANWAS, Atau TPS orangnya itu itu saja, saya tidak tahu apakah ini melalui seleksi atau semacamnya atau memang hanya orang yang memiliki keistimewaan saja, misalnya dekat dengan orang yang bekerja disana. Padahal menurut sepengetahuan saya sih semua warga negara memiliki hak yang sama untuk menjadi "petugas" istilahnya, terlebih jika itu dengan diadakan seleksi untuk perekrutannya.
Entah saya yang kurang update atau bagaimana, yang jelas di daerah saya semua anggota sudah terbentuk tanpa ada pengumuman bahwa akan diadakan perekrutan petugas dan menariknya adalah setiap ada pemilihan pasti orangnya adalah orang lama.

Biasanya ada rekruitmen gan, mungkin agan kurang aktif di desa, soalnya di daerah ane biasanya kekurangan orang dan sering juksung siapa aja yang mau jadi TPS, selain itu kadang desa juga ngutamain orang yang aktif kegiatan desa seperti anak karang taruna, kader kesehatan, RT, RW, karena mereka ga ada gaji/intensip dari desa jadi biasanya pada di masukan ke TPS biar pada dapet pemasukan. Kalo penjaringan secara masif memang setau ane ga ada soalnya biaya di desa juga terbatas.

Ane biasane mpe di paksa biar mau jadi TPS lagi karena katanya sulit nyari anak muda yang mau, apalagi sekarang TPS makin banyak.