Memang benar Bitcoin bukanlah aset fisik tapi di sinilah masa depan menjadi menarik bagi para spekulan dan normalnya dilihat dari kebiasaan para Pemegang cenderung aktif memantau serta melihat pergerakan harga disaat crash sebagai kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak koin dengan harga murah.
Maksudnya gimana gan?
Bitcoin memang aset digital, harganya pun punya volatilitas tinggi.
Namun dengan siklusnya yang cukup jelas dan dengan fundamental yang kuat, resikonya bisa dibilang relatif tidak terlalu besar seperti yang di sebutkan di thread di atas. Hanya saja kalau tidak paham siklusnya dan minim wawasan mengenai cara menghadapi FUDs, bisa saja resikonya khilaf menjual rugi karena panik pada masa-masa bearish.
Mau aset fisik ataupun digital, pada dasarnya semuanya itu terbilang spekulatif karena tidak ada yang benar-benar menjamin 100% pasti untung. Bitcoin ini juga pastinya termasuk aset spekulatif, tapi cenderung lebih rendah resikonya jika dibanding dengan aset altcoins.
Ngomong-ngomong, investor yang targetnya long term, tidak wajib harus selalu aktif memantau harga. Untuk target 4 tahunan, mereka harusnya sudah punya mapping waktu kapan untuk membeli dan kapan untuk menjual. Jadi tidak di setiap dump atau pump selalu melakukan action.
Ya Gan, saya juga pernah mendengar hal tersebut. Biasanya dev proyek altcoin juga melakukan hal ini untuk menggerakan pasar atau mengambil liquiditi. Kadang pemasukan terbesar proyek altcoin itu disumbang dari manipulasi market itu sendiri.
Mereka kadang melakukan manipulasi supaya volume tradingnya terlihat meyakinkan, padahal demandnya mungkin jauh di bawah angka yang tertera. Bisa jadi developer/timnya bekerjasama dengan pihak exchangenya. Mengenai pemasukan terbesarnya dari mana, belum tentu dari manipulasi karena saya yakin manipulasinya bisa jadi tidak setiap waktu. Menurut saya, kemungkinan income terbesarnya yaitu dari uang masuk dari investor selama periode IEO/ICO (initial public sale).
Karena trennya tidak selalu sama, walau fase 4 tahunan itu bisa dihitung dengan jelas.
Betul, beda bullrun season bisa jadi beda polanya. Tapi kalau trendnya ya sama saja, trend bullish.
Untuk siklus 4 tahunan, fasenya memang sudah pasti. Yang saya pahami, 2 tahun fase bearish dan 2 tahun fase bullish.
Begini saja, kita hitung-hitung saja kapan tepatnya bulan halving, diambil saja bulan halving ke 1,2 dan 3, kalau bulan halvingnya gak sama maka ujung bullish berakhir juga tidak sama. Seingat ane tahun 2017 itu bullish mulai kelihatan berakhir di bulan desember, rekor ATHnya ada di ujung tahun tersebut. Dan di periode 2021 beda lagi, maju sebulan, bukan di bulan desember. Nah hal kecil ini tidak pernah diperhitungkan, apa lagi oleh pemula yang baru datang.
Iya, untuk waktu ATHnya kapan, itu memang tidak ada kepastiannya. Makanya ada banyak yang salah memutuskan TP, karena berharap ATHnya lebih tinggi lagi. Padahal seringkali momen ATHnya sudah lewat, dan harga mulai bergerak turun secara konstan. Yang seperti ini yang banyak dialami mereka yang nyangkut.