Tidak sepenuhnya menjadi jawaban saya kira. Di satu sisi dengan ditutupnya Tiktok Shop ada harapan bahwa kondisi UMKM yang masih menjalankan jualannya dengan ofline jadi sedikit punya kesempatan untuk mendapatkan kembali pelanggannya. Tapi harapan itu saya kira tidak akan dapat sepenuhnya benar-benar terlaksana. Karena mereka yang telah tumbuh besar di Tiktok shop tentu sudah mendapatkan langganan dan ketika live tiktok mereka dapat mengarahkan pelanggan mereka itu ke e-commerce seperti Shopee ataupun Tokopedia.
benar, dengan di tutupnya tiktok shop, yang mendapatkan untung besar adalah e commerce, para pembeli diarahkan oleh para pedagang ke toko online mereka yang ada di situs2 besar ecommerce, kemaren saya baca di situs berita, para pedagang tanah abang nuntun lagi agar ecommerce seperti shoppe - lazada - tokped di tutup, jujur saja saya ketawa membaca kabar ini, ini menunjukkan bahwa para pedagang tanah abang gak mau bertransformasi ke digital, mereka berharap kebiasaan beli orang orang harus tetap jadul, bagaimana pun ada jutaan warga indonesia yang merasakan manfaat dari ecommerce, maka itu tidak ada alasan kuat unutk pemerintah bisa menuruti lebih banyak keinginan pedagang tanah abang.
Sebenarnya sudah hampir tiga tahun ini pedagang UMKM mengalami penurunan penjualan luar biasa, kehadiran online shope sangat terasa bagi pedagang di toko toko dan emperan kaki lima, karna secara kualitas produk online shope tidak jauh beda dengan harga di toko-toko, malahan hampir 50 persen harga murah beli online shope dengan kita beli di toko, semestinya pemerintah harus mengontrol sistem ini, kini aliran dana lebih banyak ke luar negeri dan pasar-pasar mulai kosong pembeli, kemarin dihebohkan tiktok shope walau tidak begitu lama akan tetapi itu makin memperparah lagi para pedagang toko jika sempat tidak di tutup maka sangat banyak pengangguran di Indonesia