Jadi pertanyaan yang ingin saya ajukan,apakah mereka benar-benar menjalankan tes kesehatan atau tidak?,atau mereka di loloskan saja,karena memang tidak ada kandidat untuk mengisi anggota di TPS?. Karena bagi saya pribadi berita tersebut masih sedikit mengganjal di pikiran. Jadi apa tanggapan agan-agan tentang tragedi pemilu 2019 tersebut.?
sebenarnya banyak kandidat yang bisa untuk dijadikan sebagai anggota penjaga TPS. akan tetapi mereka masih berfikir, dengan kerja yang sangat ekstra tetapi dengan honor yang minim. sudah pasti banyak yang menolak untuk dijadikan anggota. alhasil ketua memilih yang mau-mau saja meskipun itu memiliki riwayat penyakit berat. apalagi melihat 1 TPS saja diharuskan memiliki 7 anggota KPPS. tidak usah membayangkan TPS se-indonesia, di tingkat kecamatan saja sudah berapa TPS dan harus ada berapa anggota KPPS. pasti banyak sekali kebutuhannya.
ditahun ini KPU sudah mulai berbenah dan menyadari hal tersebut, pada tahun 2024 ini anggota KPPS diberikan honor Rp 1.100.000 berbeda jauh dari tahun 2019 yang hanya Rp 550.000. tentunya ini akan menjadi pendorong para calon anggota yang masih muda dan tidak memiliki riwayat penyakit menjadi mau untuk bergabung di pesta rakyat 5 tahunan ini.
Anggota KPPS pada pemilu kali ini mendapatkan kenaikan gaji dua kali lipat ibandingkan dengan pesta demokrasi sebelumnya.