Ane pernah jadi driver motor di Jakarta dan ini memang fakta, bahwa di Jakarta para pengendara motor memang paling sering lawan arus, sedangkan mobil cuma sebagian kecil doang.
Kalau pendapat ane, penyebab orang-orang itu memutuskan untuk melawan arus itu kebanyakan ikut-ikutan dengan pengendara didepannya yang bisa motong jalan dan juga motong waktu jadi lebih singkat.
Apalagi kalau itu area warga lokal yang rumahnya di area tersebut, ane rasa ini udah jadi kebiasaan mereka selama ga ada petugas penertib yang berjaga. Dan biasanya warga sekitar itu kalau naik motor jarang mengutamakan keselamatan, seperti tidak pakai helm bahkan ada yang biasanya sampai berbonceng tiga orang.
Mungkin agan ada yang punya solusi untuk masalah ini?
Menurut ane solusinya adalah mempekerjakan petugas penertib di setiap titik yang rawan lawan arus. Emang sepertinya bakal butuh banyak petugas, tetapi ane yakin setiap pengendara takut sama polisi yang bertugas menertibkan lalu lintas seperti yang kita lihat razia di jalur busway, yang mana para pelanggar memilih putar balik untuk menghindari surat tilang.
https://www.talkimg.com/images/2023/09/11/6XTwb.jpegSebanarnya melawan arus dijakarta diakibatkan oleh banyaknya sepeda motor sehingga terjadi kemacetan, saat macet para pegendara sepeda motor memutar ke arah berlawanan, makanya dalam berlawanan arus inilah bukan mengurangi kemacetan malah menambah kemacetan, sehingga tak luput dari pihak kepolisian yang patroli dilapangan