Sebenarnya aku juga bingung, selama hidup puluhan tahun sampai sekarang belum pernah sekalipun dapat telepon dari lembaga survey untuk menentukan siapa calon yang kupilih. Jadi sekarang ini muncul pertanyaan, dari manakah mereka dapat data tersebut?, apa benar lembaga survey menanyakan langsung ke masyarakat atau hanya denger-denger sekilas di warung kopi saja?,
Saya berspekulasi bahwa lembaga survey adalah corng dari partai yang bertujuan untuk menaikkan elektabilitas calon mereka, dan parahnya Partai juga memiliki media seperti Koran, Majalah, siaran TV dan lain sebagainya media untuk memframing elektabilitas tersebut. Secara pribadi saya sama sekali tidak percaya pada mereka, terlepas dari bagaimana mereka melakukan riset dan mewawancarai responden.
Pada awalnya keberadaan lembaga survey bertujuan untuk mengontrol suara masyarakat setelah pemungutan, namun dalam perjalanannya keberadaan mereka seperti mengarahkan dan memengaruhi persepsi masyarakat terhadap salah satu calon sebelum pemilihan terjadi. Bahkan kita sering melihat beberapa lembaga survey mengambil alih tugas KPU, maksud saya mereka mendahului KPU dalam mengumumkan siapa yang menjadi pemenang pemilu.
Terlepas dari bagaimana metode, teknik dan cara yang mereka pakai untuk menentukan data, satu dua orang sampel yang mereka ambil tidak bisa menjadi acuan sepenuhnya untuk megenalisir masyarakat secara umum. Menurut saya, kita tidak perlu ambil pusing terhadap keberadaan lembaga survey, kita hanya perlu menilai paslon dari kontribusi mereka terhadap keberlangsungan Negara.