seperti yang di ketahui, hingga saat ini pemerintah indonesia masih menggunakan batas (pendapatan/hari/kepala) kemiskinan sekitar Rp. 30 ribuan namun Bank Dunia menekankan pada pemerintah indonesia untuk menaikkan atau memperbaharui batas tersebut menjadi sekitar Rp. 40 ribuan, Bank Dunia mengklaim bahwa jika pemerintah indonesia melakukan itu maka bantuan sosial yang wajib di berikan atau di keluarkan oleh pemerintah indonesia bakal meningkat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pada dasarnya pemerintah Indonesia menyambut baik berbagai usulan dari Bank Dunia dalam upaya mengentaskan kemiskinan.
Namun, untuk hal mengubah batas garis kemiskinan, jika Indonesia menggunakan garis US$3,2 per hari, otomatis 40 persen masyarakat Indonesia tergolong miskin. “Kalau Indonesia dapat mengentaskan kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen, gunakan US$3.
Jika kami menggunakan US$3, sebanyak 40 persen masyarakat Indonesia mendadak miskin,” ujarnya dalam dalam World Bank's Indonesia Poverty Assessment – “Pathways Towards Economic Security” di Jakarta, Selasa (9/5/2023).
SUMBER--menurut mas/mbak sekalian, apakah saran yang di berikan oleh Bank Dunia tersebut bakal berdampak baik untuk kestabilan ekonomi indonesia atau malah bakal menjadi pengganggu kestabilan ekonomi indonesia yang perlahan mulai tumbuh?
Kalau diliat secara global, hampir semua yang namanya negara untuk saat ini ikutin aturan bank dunia (world bank). Jadi kembali lagi ke topik pembahasan. Menurut saya nih, menaikkan batas kemiskinan menjadi Rp. 40 ribuan, seperti yang disarankan oleh Bank Dunia, tentunya memiliki dua sisi, positif dan negatif. Dari sisi positif, peningkatan ini akan berarti lebih banyak orang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan dukungan keuangan dari pemerintah, yang kemudian potensial meningkatkan kesejahteraan mereka dan berdampak baik bagi ekonomi melalui peningkatan belanja konsumen.
Namun, dari sisi negatif, hal ini juga akan menambah beban pada anggaran negara dan mempengaruhi persepsi sosial dan psikologis mengenai kemiskinan di Indonesia, dengan sebagian besar populasi mendadak jadi dipersepsikan sebagai miskin. Disini harus hati-hati, karena bisa jadi ada efek ke utang negara meningkat.
Oleh karena itu, sebelum membuat keputusan, penting bagi pemerintah Indonesia terutama nih menteri keuangan untuk mempertimbangkan semua akibat dan manfaat potensial ini, serta memastikan bahwa peningkatan bantuan sosial yang diberikan benar-benar mencapai mereka yang membutuhkannya dan digunakan seefektif mungkin.