Hedonic trap atau treadmill adalah kondisi psikologis dimana seseorang cenderung merasa gak pernah puas dengan apa yang dimilikinnya dan selalu ingin lebih.
Dalam konteks keuangan, hedonic trap terjadi ketika seseorang merasa kebahagiaan berbanding lurus dengan kondisi keuangan, kesuksesan, dan keadaan materi.
Gaji Belum Tentu Berpengaruh Pada Kebahagiaan Hidup Konsep hedonic treadmill dicetuskan Oleh Michael Eysenck pada tahun 1991. Konsep ini untuk mendefinisikan korelasi antara uang dan kebahagiaan. Menurut Eysenck, peningkatan pendapatan belum tentu berpengaruh terhadap tingkat kebahagiaan hidup.
Terobsesi dengan Gaji yang Lebih Besar Contohnya, ketika mendapatkan gaji Rp15 juta saat pertama kali bekerja, uang habis untuk memenuhi kebutuhan hidup. Lalu, gaji terus mengalami peningkatan mencapai Rp20 juta perbulan. Bisa jadi, gaji sebesar itu juga gak bersisa dan gak membuat kamu merasa lebih bahagia. Akibatnya, ingin terus bekerja demi gaji yang lebih besar karena merasa gaji yang diterima gak cukup untuk memenuhi gaya hidup,Perilaku ini akan berulang terus selama bertahun-tahun hingga akhirnya
jenuh.
3 Ciri Terjebak Hedonic Treadmill :
1. Selalu memaksakan keinginan
Gak bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan.
2. Ingin terlihat sukses dan berkelas
Terlihat "berkelas" sering diasosiasikan dengan sukses sejati. Padahal, "Terlihat sukses" dan sukses adalah dua hal yang berbeda.
3. Gak punya investasi dan tujuan hidup
Gimana mau investasi kalau uang selalu habis dengan Sifat konsumerisme? Tujuan hidupnya hanya menjalani apa yang
ada di depan mata.
Cara Keluar Dari Hedonic Treadmill
1. Mengakui Kita Terjebak
Akui bahwa ini adalah salah dan hanya membuang waktu. Ubah pola pikir.
2. Membuat Perubahan Dalam Perencanaan Keuangan
Buat anggaran ulang untuk keuangan yang lebih sehat.Membuat dana darurat, berinvestasi. dan memiliki asuransi.
3. Menerapkan gaya hidup minimalis
Gaya hidup minimalis yang dipopulerkan Oleh Marie Kondo efektif mencegah hedonic treadmill. Gaya hidup minimalis akan membuatmu menjauh dari kebiasaan boros.
Merasa terjebak
Hedonic Treadmill gak?