kembali kepada pernasalahan awal, apa yang dikatakan guntur, itu merupakan bentuk kekesalan dirinya terhadap pak dek jokowi yang tidak bisa paksun kepada partai yang telah ikut memperbesarkan dan mengantarkan dirinya pada singgasana tertinggi di negeri ini. Dan kekecewaan ini bermula pada waktu sebelumnya, dimana paa waktu itu pak de jokowi tidak mampu mengabulkan permintaan yang menjadi ibu ketum terkait daripada permintaan bahwa harus 5 kementeriaan harus dikuasai dan diisi oleh kader-kader dari parti PDIP. Dan kekecewaan tersebut memuncak setelah ada kabar terkait pencalonan anaknya (Gibran Rakabuming Raka) menjadi cawapres dari koalisi Indonesia Maju, yang dimana pada saat gibran masih menjadi kader dari paertai PDIP. Dan ini cukup menarik, tentang bagaimana seorang King Maker (Joko Widodo) yang sedang berusaha untuk menyeblih banteng merah.
Politik di negara kita ini sangat pragmatis alias dimana tempat menguntungkan di situ juga mereka berlabuh. Di sisi lain partai juga tidak terbuka, dan hanya mementingkan keegoisan mereka, sehingga klop antara satu sama lain. Jokowi kan cukup potensial untuk menggantikan megawati menjadi ketua umum partai, toh karir jokowi di partai juga cukup mentereng sebagai wakil ketua PDIP di DPD jawa tengah, artinya bukan datang langsung jadi, memang ada proses di situ. Beda dengan anaknya kaesang yang ujug-ujug jadi ketum parpol gak jelas. Kalau mega legowo, bukan tidak mungkin PDIP tetap solid jika Jokowi jadi ketum PDIP.