Jangan aneh bahkan kita melihat hal hal dukungan politik yang bersebrangan, contohnya saja meskipun JK adalah mantan ketua umum partai Golkar tapi itu semua bukan menjadi satu tolak ukur bahwa semua anggota Golkar akan mengikuti JK. Karena pada dasarnya politik ini susah dibedakan, intinya akan selalu ada pecahan dari satu golongan menjadi 2 bagian bahkan 3 bagian pun tidak akan mengherankan. Soal dukung mendukung saya rasa yang terpenting adalah hasil akhir yang akan memberikan jawaban untuk setiap anggota partai mendapatkan kursi atau jatah di pemertintahan. Banyak kok yang anggota partai bersebrangan dengan pilihan ketua umumnya, malah ada yang sampai di pecat dari jabatannya di patai karena mendukung lawan koalisi. Dan ini hal lumrah, malah jika terjadi 2 putaran mungkin kita akan melihat lintas dukungan yang lebih gila lagi.
Contoh yang paling bisa semua lihat, presiden Jokowi adalah kader dari partai PDI, tapi ketika urusan dukung mendukung toh kita tahu kemana arahnya. Nah itulah politik tidak ada yang bisa mendikte soal pilihan, tergantung keinginan dan juga mengedepankan apa yang disebut demokrasi dimana setiap individu memiliki hak dan kewajibannya untuk menentukan pilihan.