Sudah jadi tradisi turun temurun dan bakal susah buat dihentikan. Para caleg bagi2 amplop dengan harapan akan mendapatkan suara dan para masyarakat menerima amplop karena ada yang ngasih dan juga karena sebagian besar mengatakan "rejeki tidak boleh ditolak". Seandainya para caleg tidak bagi2 amplop pun pasti ada cara lain yaitu dengan bagi2 sembako dengan dalih "sosialisasi" pada masa kampanye, atau juga bisa dengan bikin "pasar murah". Malah kadang dikampung2 itu amplop datang sendirinya dari bawah pintu lengkap dengan instruksi buat nyoblos calegnya. Di kasus yang kayak gini, mau ga mau rakyat juga ambil juga tuh uangnya karena mau nolak juga ga bisa, mau dibalikin ke siapa? Mau dilaporin dan dikasih ke petugas, kebanyakan rakyat pasti mikir "ya kalau diurus beneran, lha kalau malah dimakan sendiri sama oknum tertentu"
Iy gan, selama para caleg masih saja membagi amplop atau sembako ke masyarakat, maka sulit bagi masyarakat untuk menolaknya. memang fenomema seperti itu sangat sulit dihindarkan ketika pemilu. Tapi bagi saya sih kalau memang sudah seperti itu mau gimana lagi. Mungkin ya biarkan saja lagiankan paling tidak bisa membantu sedikit ekonomi masyarakat.