Kalau katanya uang rakyat saya rasa sih bukan. Karena uang serangan fajar itu adalah modal si caleg yang dipakai untuk mendapatkan suara dan memenangkan kursi. Baru kemudian saat menang dia bisa mengambil kembali uang tersebut dari uang rakyat. Eh kembali ke sana juga ya?. Uang rakyat itu ada benarnya juga gan jika si caleg tersebut memenangkan kursi jabatan atau si caleg tersebut adalah anggota dewan di periode sebelumnya jadi bisalah dana aspirasinya digeser ke situ.
Ya namanya juga usaha, nanti setelah jadi, mereka-mereka yang ngasih amplop akan berusaha membalikan modal besar mereka yang dibagikan lewat serangan fajar. Kalau tidak secara halal, ya haram misalnya melakukan korupsi proyek dan sebagainya. Oleh karena itu banyak yang menghimbau untuk menolak uang yang begituan, karena ke depannya akan diminta lagi oleh mereka dengan cara korupsi uang rakyat. Ya kalau memang mau nerima ampop sih gpp, asal jangan pilih orangnya biar kapok, dan ogah nyaleg lagi di pemilu berikutnya.
Kalau kita tidak menerima amplop dari si Caleg tidak ada jaminan juga kalau dia yang akan menang nanti tidak akan melakukan korupsi, jadi ya masyarkat sekarang sudah cerdas dan mereka tidak akan termakan lagi dengan janji jani manis Caleg yang mengiming-imingkan esuatu ketika menang nanti.
Sekarang Rakyat hampir di seluruh pelosok hanya akan memilih Caleg jika dikasih amplop (kecuali keluarganya).
Nah untuk ambil amplopnya dan jangan pilih orangnya juga bisa di coba ini

Dan lebih baik lagi jika ambil amplop dari banyak Caleg wkwkw Gak apa-apa toh kita tipu mereka dulu ebelum nantinya kita yang di tipu oleh mereka.lol
Masyarakat sekarang sudah mulai cerdas. fenomeman yang agan ceritakan itu sudah banyak terjadi di kalangan masyarakat terutama di daerah ane. Bahkan ane sendiri menerima beberapa amplop dari beberapa caleg yang berbeda mulai dari di kasih uang, pakaian dan sembako. Tapi ketika hari pencoblosan ane malah golput. Biasanya ketika para caleg yang terlalu banyak mengeluarkan uang saat kampanye dan pada akhirnya tidak terpilih akan ada yang masuk rumah sakit jiwa.