Saya kurang setuju pada poin keterampilan, Gibran sebenarnya tidak memiliki kapabilitas yang mumpuni untuk jadi cawapres, tapi karena dia berasal dari generasi milenial yang dimana generasi ini saat ini mendominasi demografi Indonesia, ditunjuklah dia sebagai cawapres. Pemilihan itu bukan tentang siapa yang jujur atau tidak jujur, bukan pula tentang yang memiliki kapabilitas atau tidak memiliki kapabilitas, pemilihan itu adalah tentang elektabilitas. Semakin banyak pemilih yang relate dengan suatu paslon, maka semakin tinggi pula persentase kemenangan paslon.
Ya lalu apakah ini akan menjadikan agan keberatan hanay karena soal keraguan akan kualitasnya? saya rasa pada akhirnya untuk 5 tahun ke depan kita bisa membuktikan antara mampu dan tidaknya serta cocok atau tidak. Kita belum bisa menilai orang yang belum dilantik, agan mungkin meragukan kapasitas hanya karena dia anak presiden dengan mudah mendapatkan kursi cawapres. Saya tidak menentang dan suatu hal wajar untuk memiliki pertanyaan akan ketidakpercayaan mengenai kualitasnya. Hanya saja jika terlalu dini untuk menilai orang lain terkadang kita dipermalukan sendiri oleh ucapan kita.
Lebih baik kita tunggu langkah apa yang ke depannya bisa kita lihat dan juga prosesnya tidak seinstan seperti kita membalikan telapak tangan. Kritik itu bagus tapi kritik plus solusi itu jauh lebih bagus. Ada banyak pertanyaan yang sama di benak kita tapi tidak ada salahnya menunggu pelantikan, program 100 hari kerja dan seterusnya sampai kita memiliki landasan kuat untuk menilai kinerja seseorang. Saya tidak peduli dengan politik dinasti yang digembor gemborkan, karena jika agan memahami dunia politik secara keseluruhan semuanya menganut dinasti, open your eyes

Saya spil deh buat agan politik dinasti itu sudah berjalan semenjak adanya partai partai di Indonesia apa perlu dikasih contoh? ah masa harus dikasih tau