dari rapat paripurna kemarin salah satu pengunsung capres no 1 nasdem sudah tidak ada response mengenai hak angket.
jika nasdem gabung lagi ke koalisi pemerintah voting ketika pari purna pasti pengusung hak angket akan kalah suara nya. apa lagi PPP pun sama dengan nasdem no response mengenai hak angket.
yang tetap ngotot ke hak angket PKS, PKB dan PDIP. 2 partai terakhir kader nya ikut konstelasi pilpres.
Itu karena Surya Paloh sudah belajar dari pemilu2 sebelumnya bahwa kalah ya kalah meski ngotot kesana kemari yang ada dia nantinya justru tidak dapat kursi, makanya Surya Paloh lebih memilih legowo termasuk PPP. Wwkwk intinya mengakui kekalahan itu sulit bagi beberapa kubu yang kini masih merasa harus ada putaran kedua. Tampaknya kini kubu 03 lah yang koar koar karena tidak percaya dengan hasil suara yang di dapat, apalagi Cawapresnya makin aktif bikin status di X senggol sana senggol sini.
Terkait Hak angket sampai sekarang itu hanya akan menjadi wancana dan dainggap sebagai bumbu obat kekecewaan saja. Pada akhirnya MK serta DPR tidak memiliki pilihan lain karena mereka menyadari apa yang harus diangketkan. Lagi pula jabatan presiden Jokowi sudah mau ended maka hak angket dsb akan menggantung ditengah jalan. Ditambah para pendukung paslon tertentu di luar sana ada yang sudah berhenti koar koar dan sebagai masih ada juga yang stres ngotot. Yang diperjuangkan siapa, yang menang siapa, yang stresnya siapa

. Memang pemilu tahun ini lebih banyak drama daripada pemilu sebelumnya.
Kesimpulannya mereka2 atau anggota DPR yang mengajukan Hak angket adalah mereka yang sudah terlanjur mendukung paslon yang kalah maka ketakutan kehilangan kursi pilihannya gak tanggung2 ya melawan.