Hal seperti ini belum pernah saya temukan di lingkungan sekitar saya om, apalagi kalau dari tiga anak itu usianya sangat berbeda sehingga bisa menimbulkan pertanyaan apakah anak dengan usia yang masih 5 dan 10 tahun itu benar-benar bisa memanfaatkan hadiah dari orang tuanya itu om (seperti menyimpan dan menguangkannya ketika mereka membutuhkan sesuatu yang lain) meskipun orang tuanya itu telah memperkenalkan Bitcoin dan altcoin kepada mereka.
Karena dengan usia yang masih cukup muda seperti itu seharusnya mereka itu diberikan hadiah berupa buku-buku panduan tentang ilmu-ilmu penting yang harus mereka pelajari ataupun perangkat-perangkat yang bisa membantunya untuk lebih bersemangat dalam belajar supaya di masa yang akan datang mereka bisa lebih mandiri dalam mendapatkan lebih banyak hal berguna untuk diri mereka masing-masing. Untuk contoh kecilnya, saya akan lebih senang memberikan sebuah hadiah pancingan ikan kepada anak saya sendiri dari pada langsung memberikannya ikan tanpa memberitahu bagaimana caranya memancing ikan.
Logikanya sangat masuk akal, saya bisa mencerna dengan baik maksud anda.
Anak yang masih berusia 5 dan 10 tahun memang belum bisa memanfaatkan hadiah dalam bentuk aset crypto, tapi kembali lagi ke tujuan jangka panjang, dosen tersebut mencoba memberikan alat pancing dalam bentuk lain untuk mengajari anak-anak pentingnya berinvestasi sejak dini. Seperti yang dijelaskan di artikel tersebut, hadiah dalam bentuk aset crypto untuk anaknya memiliki tujuan tersendiri, dia ingin menanamkan pemahaman literasi finansial sejak dini kepada anak-anak.
Lanjutannya pasti ada, seperti mengajari anak-anaknya cara menyimpan aset dengan aman, cara deposit fiat ke Exchange dan mengubahnya menjadi crypto dan hal-hal lain yang perlu diajari untuk meningkatkan pengetahuan anak-anak tentang segala yang berkaitan dengan crypto. Dia seorang dosen dan juga member dari akademi crypto, tentu sudah sangat dekat dengan segala yang berkaitan dengan crypto. Jika anak orang lain diajari dengan penuh kesabaran ketika statusnya sebagai dosen, apalagi anaknya sendiri ketika menempatkan dirinya sebagai seorang ayah.
Begitulah pandangan saya.