Ane kadang kesel juga ngelihat kalau masih ada saja orang di dunia ini yang ke ATM hanya untuk ngecek saldo (di zaman yang sudah serba praktis sekarang). Terkadang tidak hanya itu, kadang ane kesel juga kalau di saat belanja, masih ada yang nunggu lama di antrian kasir hanya untuk nunggu uang kembalian, padahal di perkotaan, apa lagi di mall, semua pembayaran bisa pakai Qris, jadi tidak perlu lagi untuk buang-buang waktu ngantri lama hanya untuk nunggu uang kembalian, cukup scan, selesai.
Alasannya cukup sederhana, karena fitur cek saldo masih tersedia di ATM dan membayar dengan uang fiat termasuk kembaliannya juga masih berlaku di merchant tersebut.
Jadi tidak bisa sepenuhnya menyalahkan user yang menggunakan transaksi model konvensional.
Lain hal jika sudah full menggunakan pembayaran via uang elektronik seperti yang saat ini sudah umum diberlakukan ketika menggunakan fasilitas jalan tol yang sudah menggunakan e-toll, maka dengan sendirinya user juga akan menggunakan model transaksi digital tersebut.
Mungkin sepertinya perlu sosialisasi lebih masive dari pihak bank supaya digitalisasi di Indonesia berjalan sukses kayak di luar negeri, karena kalau ane lihat video-video di youtube, anak kecil pun sudah bisa memanfaatkan fitur-fitur bank di ponsel mereka. Entah apa itu diajarkan langsung oleh orang tuanya, atau langsung dari pihak bank di sekolah-sekolah mereka. Soalnya hal ini sangat penting dilakukan demi program pemerintah soal digitalisasi di semua segi. Dari aspek sekecil ini (cek saldo, transfer, pembayaran, dll) akan banyak makan waktu jika dilakukan di mesin ATM. Ya setidaknya (karena mayoritas masyarakata sudah punya smartphone semua), pihak bank selain buka tabungan, juga membuka langsung ponsel mereka untuk install aplikasi mobile bangking.