Nah kan yang terjadi bukan hanya satu tempat saja gan, mungkin kebanyakan memang begitu yah, "Tergantung Dekat tidak nya dengan orang desa" meskipun salah sasaran ini mah malah diem-diem bae, mana ya tanggung jawabnya.
Sejahtera - sejahtera - sejahtera...... KAPAN?
Di negara kita, peranan orang dalam sangatlah kuat, dan bagi mereka yang tidak cukup kenal dengan aparatur pemerintahan, mungkin akan cukup sulit bagi mereka uuntuk menndapatkan bantuan sosial dari pemerintah, meskipun mereka telah berulangkali melakukan pengajuan. Ini sungguh gila, tetapi pada kenyataanya memanglah seperti itu. Dan belum cukup sampai disana, ketika anda cukup beruntung mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah, anda tidak bisa mendapatkannya dengan begitu saja, dimana setidaknya anda harus memberikan beberapa persen dari uang bantuan yang anda dapatkan tersebut, Kalau kata oknum pemerintah, itu sih katanya sebagai uang terimakasih, karena kalau tanpa bantuan dari aparatur pemerintah setempat, maka anda tidak akan pernah mendapatkan bantuan tersebut.
~
Harapannya saya Pemerintah kita ke depan ini lebih adil mata, telinganya dalam mengambil keputusan buat rakyatnya.
Saya rasa pemerintah tidak akan pernah menurunkan harga bbm lagi,karena jika sudah ada kenaikan yang signifikan cerita untuk menurunkan nya lagi pemerintah ogah-ogahan,karena sudah enak di posisi itu bbm harga nya mahal karena dia tidak pernah memikirkan tentang harga bbm yang mahal.
Saya dengar-dengar di kota-kota bbm berupa bertalet akan dihapuskan ya???
Dan akan digantikan dengan pertamak semuanya,isu ini nyata atau hoax ya.
Seandainya saja negara kita ini dapat mengelola hasil buminya dengan baik, dapat mengelola dengan sendiri tanpa harus melibatkan investor asing, mungkin kita bisa mendapatkan harga minyak yang lebih murah. Namun sangat disangkan bahwa untuk sebagian besar pertambangan minyak yang ada di negara itu masih dikuasi oleh pihak asing, termasuk pertambangan minyak terbesar yang baru-baru ini di temukan di Aceh Darusalam.
Kan agak konyol, kita menjual minyk mentah dengan harga murah pada negara lain untuk diproses, dan nanti ketika sudah menjadi barang jadi, maka kita kembali membelinya dengan harga yang mahal. Belum lagi dengan kehadiran para koruptor, yang nyata merugikan negara dan masyarakat.
Begitulah negeri Indonesia,dengan berbagai alasan nya.mungkin saja ya Indonesia ini kurang tau cara pengolahan nya atau gimana,atau juga memang Indonesia tidak punya alat-alat nya,karena bisa jadi si alat-alatnya itu jika di beli harga nya juga tidak sedikit alias mahal,dan biasa nya untuk penggunaan alat-alat nya juga pasti membutuhkan tenaga kerja luar yang lebih paham dan pengalaman dalam hal tersebut.
Ya begitu lah kenyataan nya punya kita di inpor ke luar sedangkan jika kita butuh kita membeli produk luar,padahal kita itu punya loh barang yang serupa, bedanya kita sudah menjual mentahannya ke luar.ini memang pakta nya