Dalam hal perang negara adikuasa juga mengalami kerugian yang tidak sedikit pada saat ini, terutama ketika jalur perdagangan melalui laut merah sudah tidak lagi bebas untuk dilalui oleh kapal dari negara manapun gan. Karena saat ini pihak Houthi Yaman benar-benar menjaga jalur laut merah dengan sangat ketat dan apabila ada kapal yang membawa peralatan perang untuk timur tengah, tentu kapal tersebut akan menjadi sasaran empuk dari pihak Houthi Yaman seperti yang kemarin terjadi pada kapal perusak USS Mason Amerika dimana Houthi menghancurkan kapal tujuan Israel dan kapal perusak Amerika dengan sejumlah rudal anti-kapal saat melintas di laut merah sehingga hal tersebut bisa saja berefek pada lonjakan harga pangan dan barang yang sering kita butuhkan setiap hari gan.
Sumber:
tribunnews.com/2024/05/16/video-lagi-houthi-hancurkan-2-kapal-terafiliasi-israel-di-laut-merah-pakai-rudalWalau pun rugi tapi mereka sudah nyetak dollar berlembar-lembar sebelum itu, sehingga kerugian itu tertutupi dengan maksimal. beda dengan negara yang tidak nyetak fiat sama sekali (dan tidak terlibat perang), mereka ini yang akan merasakan dampak besar dalam hal ini. Ada banyak isu soal ini karena kasus covid beberapa waktu lalu (yang digunakan untuk nge-print dollar) memang sengaja dibuat untuk mempersiapkan dan menghabis semua dollar yang dicetak. Kita lihat saja hari ini harga dollar semakin tinggi jika dipair dengan fiat di beberapa negara (di Indonesia saja sempat di 16 ribu rupiah lebih), padahal kan dollar AS dicetak berjuta-juta lembar dimana seharusnya nilai uang tersebut turun dari sebelumnya karena supplynya bertambah di seluruh dunia saat ini.