Bermain dengan isu sara adalah cara instan yang cukup sering di pakai ketika kampanye, meskipun menimbulkan perpecahan, bagi mereka itu bisa memangkas biaya kampanye untuk membuat persatuan lebih solid. Akan tetapi pada Pemilu kemarin, permainan isu tersebut nampaknya itu sedikit mereda. Agama adalah identitas bagi setiap orang yang selalu melekat sepanjang waktu, bagi mereka yang menjadi politikus sudah sepantasnya untuk tidak menjual Agama untuk mencari uang dan kekuasaan.
Ada benarnya seperti yang agan katakan ini. Satu sisi kita memang tidak boleh memisahkan antara politik dan agama. Bahkan dalam agama islam pun ada pembahasan dan pandangan islam tentang pemerintahan dan politik. Dimana kalau kita ingin cara berpolitik ala islam dalam pemerintahan maka sudah tentu perlunya pemimpin dengan latar belakang agama yang kuat. Tetapi masalahnya ya agama sekarang banyak dijual untuk kepentingan politik yang akan dibuang saat sudah berhasil menjabat. Menurut ane politikus yang memang taat beragam dari dulu boleh sedikit menampakkan identitas agamanya. Tetapi yang tidak boleh itu politikus yang dulunya biasa-biasa saja tetapi pas musim kampanye malah jadi sangat alim dan dekat sama ulama. Wah ini yang bahaya menurut ane.