Saya membaca berita ini [1] agak kaget juga karena bukan hanya dapat gelar S2 di bidang blockchain, Oscar juga dapat rekor MURI sebagai orang pertama Indonesia yang mendapat gelar Master of Science in Blockchain and Digital Currency di University of Nicosia [2]. Kita patut bangga karena ada orang indonesia yang bergelar blockchain dan ini bukan kaleng-kaleng lagi, karena teknologi ini sudah sangat berkembang pesat dan mungkin ke depan akan banyak universitas-universitas lokal yang membuka jurusan tersebut, ya setidaknya S1 dulu.
Di era yang serba modern ini, saya rasa sudah seharusnya beberapa universitas di Indonesia baik itu negeri/swasta untuk mulai mempertimbangkan adanya parodi yang berfokus di bidang blockchain.
Mengenai universitas ini, saya lihat untuk ngambil S2 di sana kita musti bisa bahasa inggris dengan toefl di atas 550, untuk kelulusan, kita tidak mesti jor-joran, IPK 2.0 pun usdha pasti lulus, nilai D juga lulus. Di sana kita akan belajar 3 semester, dimana di semester 3 kita akan fokus ke tesis. artinya 1,5 tahun.
Jika dilihat dari waktu yang harus ditempuh hingga memperoleh gelar tersebut. Sepertinya jika Indonesia ingin menerapkan dengan gelar D1 pun, menurut saya hal ini masih bisa menjadi daya tarik terhadap blockhain. Bahkan jika tidak bisa hingga memperoleh gelar, setidaknya memasukkan kurikulum mata kuliah pilihan. Sehingga mahasiswa yang sedang kuliah bisa mempelajari lebih dalam tentang blockchain.
Tapi tidak bisa dipungkiri juga, untuk merumuskan kurikulum / prodi tersebut diperlukan tenaga pengajar yang cukup ahli dalam hal blockchain. Dan tentu proses ini tidak akan instant, karena pasti ada banyak Pro/Con yang ditimbulkan. Namun semoga saja dengan prestasi yang sudah diraih oleh Oskar ini bisa memberi motivasi dan pertimbangan bagi para tenaga dan lembaga pengajar lainnya.