Di daerah saya juga ada nepotisme dan sepertinya itu memang sudah mengakar dan sangat sulit untuk dihilangkan. Biasanya ketika mendapatkan bantuan sosial dari Pemerintah maka pejabat desa ini akan menghubungi saudara-saudaranya terlebih dahulu baru kemudian jika masih ada kuota akan diberikan kepada masyarakat lainnya. Tetapi sejauh yang saya tahu perangkat desa ini memberikan bantuan sosial memang secara tepat sasaran. Dalam artian sanak saudaranya ini memang "bisa/layak" menjadi penerima manfaat dari bantuan sosial tersebut. Nepotisme disini terjadi karena sanak saudara ini mendapatkan prioritas dan hampir pasti akan mendapatkan bansos tanpa harus melalui proses verifikasi dan penyaringan dulu peserta yang lebih layaknya.
Nepotisme sebenarnya tidak terlalu masalah jika hasil dan tujuannya benar ( bukan saya membenarkan nepotisme secara utuh ), Cuman kayanya kalo yang selalu di prioritasin keluarga sendiri sih mending gausah jadi pejabat pemerintah dulu, mending bantuin ngurusin dulu keluarganya, baru ngurus masyarakat luas.
Itulah mengapa dalam pemilihan kepala desa atau perangkat desa harus ditelusuri dulu dengan teliti silsilah keluarga dari calon. Kalau rata-rata miskin, dan banyak yang tidak bekerja, baiknya dipilih calon yang sudah mapan dalam hal finansial. Kalau ane kalau disuruh milih mending milih kades yang sudah kaya sekalian, yang sudah memiliki kebun, sawah dan tanah dimana-mana,
Nah iya betul om, tapi kalopun si kepala desa dan keluarganya udah stabil, yang mereka lakuin tuh mempermudah segala urusan bisnis keluarganya

.