Sudah hal biasa di Indonesia seperti itu, selalu ada pahlawan kesiangan untuk mengklarifikasi bahwa bansos untuk judi tidak benar. Saya suddah tidk kaget, karena bukankah hal seperti ini sudah sering terulang, bikin kebijakan dulu yang ngawur untuk mengechek ombak setelah banyak yang protes baru klarifikasi.
Sebenarnarnya kalau pemerintah ingin mengatasi masalah judi online ini gampang karena semua intrumen ada di pemerintah, misalnya komeninfo tidak benar-benar serius dalam mengatasi masalah judi ini padahal mereka punya banyak akses ke sana. Pemblokiran saja sebenarnya tidak berefek karena setelah pemblokiran akan muncul lagi situs dengan nama yang lain dan ini terus menerus terulang makanya judi tetap eksis di negara kita.
Ane juga sudah enggak kaget gan. Pertama keluarkan ide-ide konyol setelah itu siapkan satu dua orang yang akan menjadi pahlawannya. Atau semudah jika anak buah melakukan kesalahan maka pemimpin tinggal mengklarifikasi dan seolah-olah anak buahnya yang salah. Sudah sering terjadi jadi ane sudah sangat memaklumi.
Kominfo ini kayaknya termasuk lahan basah juga sebelum kasus PDNS terjadi. Kominfo dengan segala sumber dayanya yang istilahnya menjadi admin internetnya Indonesia memberantas judi online dengan sms-sms pantun. Itu yang bikin ane kaget. Di zaman sekarang ini emang ada orang yang masih ngecek SMS? Ya kalau mau ngirim pantun setidaknya lebih maju dikit. Kan bisa itu pesannya disampaikan lewat WA. Tapi ane ga tahu apakah bisa atau tidak. Yang jelas ane curiga kirim sms pantun itu adalah kedok untuk melakukan korupsi dengan memark up jasanya.