Jadi, kembali ke pertanyaan yang sama dengan judul thread, apakah pembayaran menggunakan bitcoin di Indonesia hanya mitos? atau pengguna yang berasal dari daerah yang saya sebut diatas bisa menjelaskan keadaan nyatanya seperti apa di daerah tersebut?
Bukan mitos om, Bitcoin (BTC) memang pernah dijadikan alternatif pembayaran di Indonesia, khususnya di Bali yang notabene adalah daerah wisata yang wisatawan-nya banyak berasal dari mancanegara, tapi dengan regulasi yang sudah sedikit lebih jelas tentang kripto di Indonesia saat ini, saya kira Bitcoin (BTC) tidak dijadikan alternatif lagi dan bahkan tidak diperbolehkan.
Coinmap juga saya rasa sudah tidak relevan lagi sekarang, bukan tidak relevan, lebih ke kurang akurat saja kira-kira, karena platform ini dibuat tahun 2013 (11 tahun lalu). Tentang pengalaman, saya pernah sedikit usil ingin mengetahui apakah yang dibuat di Coinmap merupakan kebenaran atau tidak, jadi saya menemukan penginapan di sekitaran Kecamatan Tanjung Morawa, tidak lama setelah saya memiliki agenda untuk pergi ke Medan, saya singgahi penginapan itu dan berpura-pura ingin menginap.
Ketika saya tanya kepada resepsionis-nya apakah mereka menerima pembayaran menggunakan Bitcoin (BTC), resepsionis bingung dan malah bertanya balik kepada saya.
Resepsionis: Apa itu Bitcoin (BTC)?
Saya kemudian pergi dan tidak jadi untuk menginap, karena memang hanya niat usil saja. Tidak sampai disitu saja, saya semakin penasaran, kenapa mereka yang membuat mereka menerima pembayaran Bitcoin (BTC) tapi malah mereka tanya balik?
Ternyata memang sepertinya mereka tidak pernah tahu hal-hal tentang kripto, dan saya menemukan penginapan mereka terdaftar di platform luar yang bernama
Tryvium Travels yang mendukung berbagai jenis kripto termasuk Bitcoin (BTC) sebagai pembayaran
invoice.
Buat yang penasaran dengan nama penginapan yang saya ceritakan disini, nama penginapannya adalah "Halay Inn".