Memang musuh utama adalah diri kita sendiri, sebab perdagangan adalah sesuatu yang ada di tangan kita sendiri. Kita lah yang membuat keputusan untuk mulai berdagang, kita juga yang melakukan analisa dan kita juga yang mengeksekusinya. Sekali saja kita melakukan kesalahan karena emosi menyerang kita, maka resikonya sangat besar untuk dirasakan.
Mungkin bukan serakah tapi memang setiap trader yang melakukan open posisi maka keinginannya mendapat untung setiap saat. Nah kadang ini yang membuat kita lupa sudah untung masih saja kurang terus dan trading terus dan akhirnya malah rugi dan serakah. Kalau bisa setiap saat bahkan harus untung, tapi nampaknya tidak ada trader yang mampu melakukan itu. Mungkin kalau sudah akumulasi bisa saja terjadi.
Biasanya para trader harian itu pasang target, target berhenti ketika untung dan target berhenti ketika merugi. Nampaknya ini menjadi salah satu cara untuk mengendalikan diri dengan disiplin terhadap apa yang direncanakan. Ketika emosi sudah tidak stabil atau sedang banyak pikiran maka akan cenderung trading kita buruk (berdasar pengalaman). Jadi emosi adalah bagian penting yang harus dikuasi untuk mendapat untung dalam trading jadi kita wajib untuk menguasainya.
Pada dasarnya tujuan kita melakukan perdagangan adalah untuk mendapatkan keuntungan, namun ini yang sulit untuk dibedakan ketika seseorang sudah mendapatkan keuntungan dan melanjutkan perdagangan. Mungkin sebagian orang itu adalah bentuk optimis dari seorang pedagang, namun yang lainnya akan menganggap itu akan serakah. Namun ini juga akan bergantung pada akhir yang akan didapatkan, ketika berakhir dengan kerugian maka kesimpulannya adalah serakah, dan ketika mendapatkan keuntungan lebih besar maka kesimpulannya adalah optimis dan bisa menganalisa dengan baik. Satu hal yang terlihat sama, namun akan memberikan kesimpulan yang berbeda berdasarkan apa yang didapatkan.
Ya memang yang terlihat paling aman adalah menerapkan target untung dan berhenti ketika menyentuh angka kerugian tertentu. Namun masalah lainnya adalah kedisiplinan, karena meskipun kita menerapkan itu di awal, ketika kita tidak disiplin maka kita akan mengabaikannya.