Tapi kalau menurut ane ni gan, entah itu dirancang atau memang real yang namun ane merasa kasus ini tidak akan menemukan titik terang yang sebenarnya. Bisa jadi akan ada orang yang dijadikan kambing hitam atau kasus ini akan ditutup. Trump tidak terkena dampak serius jadi sudah pasti kasus ini bakal hilang seiring waktu. Beda cerita kalau Trump menjadi korban dalam kejadian ini. Dan siapapun yang merancang hal ini yang jelas kejadian ini sudah menaikkan elektabilitas Trump ke level yang lebih tinggi sehingga peluangnya menjadi pemenang dalam pipres Amerika kali ini menjadi lebih besar dari lawannya yang dari Demokrat.
Politik "tersakiti" atau "terdzalimi" sekarang ini memang sangat mumpuni untuk mendulang suara. Kita tentu masih ingat bagaimana suara SBY terdongkrak habis di pemilu 2024 [1], Kala itu Taufik Kiemas mengatakan SBY itu "jendral anak kecil" dan kekanak-kanakan karena SBY bilang ke media kalau dia tidak diajak Megawati (kala itu jadi presiden) dirapat kabinet. Sehingga ada kesan kalau SBY menjadi menteri yang tersingkirkan dan tersakiti oleh kebijakan tersebut, dan akhirnya rakyat bersimpati membuat SBY naik jadi presiden menggantikan megawti.
Trump menggunakan metode tersebut. Secara tidak langsung banyak yang bersimpati kepadanya, karena rakyat merasa Trump sudah didzalimi sebagai capres. Biden (yang melihat ini bisa jadi ajang "politis") segera angkat bicara untuk meluruskan, tapi ya tetap saja penembakan ini (baik itu dirancang atau real) membuat posisi Trump di atas angin dibanding dengan musuhnya Kemala Haris.
[1].
https://news.detik.com/berita/d-2268316/di-bukunya-taufiq-kiemas-jelaskan-masalah-sebutan-sby-anak-kecil