Post
Topic
Board Ekonomi, Politik, dan Budaya
Re: Paylater dan Pinjol, mempermudah atau Menjebak?
by
MRY
on 28/09/2024, 03:09:38 UTC
Orang yang sudah pandai dalam mengelola keuangan mereka itu lebih cenderung menahan diri untuk pinjol/paylater karena tidak hanya mereka paham bahwa bunganya lebih tinggi, mereka sadar bagaimana kemampuan finansial mereka. Biasanya mereka akan lebih memilih untuk menabung dan lalu membeli barang yang diinginkannya di kemudian hari, dibandingkan harus pinjol/paylater. Bahkan ketika mereka pada posisi terdesak, biasanya mereka lebih memilih untuk mengeluarkan tabungan yang sudah mereka persiapkan sebelumnya, dibandingkan harus pinjol, karena memang sebegitu takutnya mereka mengambil pinjaman, bukan soal gak mampu bayar, tapi mereka lebih berpikir bunganya yang tinggi dan itu bisa saja menganggu keuangan yang sudah mereka atur sebelumnya.

Iya gan, pada dasarnya mereka hanya ingin mendapatkan uang yang cepat untuk bisa mereka nikmati sesaat, setelah itu mereka akan menikmati sekarat untuk membayar tagihan pinjol yang mereka ambil dengan bungan yang begitu besar untuk mereka, tetapi apa boleh buat kemewahan yang mereka inginkan hanya untuk memamerkan kepada orang laen agar mereka mendapat perhatian dari orang lain, beda-beda kesenangan orang zaman sekarang, dengan memerkan barang mewah dan mendapat pujian dari laen itu sebuah kesenangan bagi mereka, apalagi GenZ sekarang ini mereka mendepankan gengsi mereka sendiri, padahal mereka tidak mampu menyaingi perkembangan zaman, tetapi gengsi mereka yang dikedepankan maka alhasil pinjol jalan keluarnya.
Benar gan, saat ini memang banyak orang yang terjebak dalam pola pikir instant untuk mendapatkan uang, di mana mereka lebih mementingkan gengsi dan kemewahan sesaat daripada memikirkan konsekuensi jangka panjang. Pinjol sering kali menjadi pilihan cepat untuk memenuhi keinginan itu, tanpa mempertimbangkan beban bunga dan tanggungan yang akan datang kemudian. Hal ini, terutama bagi generasi muda seperti Gen Z, menjadi masalah yang serius karena mereka ingin diakui dan diterima melalui tampilan kemewahan, padahal kemampuan finansial mereka tidak mendukung.

Sayangnya, ketergantungan pada pinjol hanya menciptakan siklus utang yang semakin sulit diatasi, dan pada akhirnya malah merugikan diri sendiri. Sudah banyak kasus bunuh diri karena terjebak pinjol. Daripada mengikuti tren gengsi dan kemewahan yang tidak ada hentinya akan lebih bijak jika mereka fokus pada pengelolaan keuangan yang sehat dan realistis tanpa mempunyai hutang agar hidup lebih tenang dan menyenangkan.