Izin ,menambahkan gan, budaya yang perlu di lihat dan menyedihkan adalah prinsip kekeluargaan
Setuju gan, ini budaya kekeluargaan ini masih erat kaitannya dengan poin 1 & 2 yang sudah ada pada OP.
Coba nanti ane cari literatur atau cocoklogi yang sesuai agar bisa ditampilkan di OP, karena kata kekeluargaan kalau diterjemahkan dalam bahasa asing ga ada yang cocok. Macam kinship, familiarity, dsb. yang menuju pada kolektivisme yang adalah lawannya individualisme pada poin 2.
Jadi ya sementara sudah tercover

Tidak mandiri sedari dini kayanya menjadi penyesalan kebanyakan orang, karenaTidak mandiri sedari dini kayanya menjadi penyesalan kebanyakan orang, karena mereka sering kali terjebak dalam zona nyaman yang dibangun oleh orang tua atau lingkungan sekitar. Hal ini membuat mereka kesulitan untuk menghadapi tantangan hidup yang sebenarnya. Ketika akhirnya harus berdiri sendiri, banyak dari mereka yang merasa ketakutan dan bingung, tidak tahu harus mulai dari mana. Pendidikan, keterampilan, dan pengalaman hidup yang seharusnya didapat sejak awal, justru terlambat untuk dimiliki.
Di sisi lain, mereka yang diajarkan untuk mandiri sejak kecil cenderung lebih percaya diri dan siap menghadapi berbagai rintangan. Mereka belajar untuk membuat keputusan, bertanggung jawab atas pilihan mereka, dan mengembangkan kemampuan problem-solving yang baik. Penyesalan ini menyadarkan kita bahwa pentingnya menanamkan nilai-nilai kemandirian tidak bisa dianggap sebelah mata, supaya generasi mendatang dapat berjalan dengan kaki mereka sendiri dan mengejar impian yang mereka miliki.
Tulisan ini kurang berasa ditulis manusia:
https://zerogpt.net/id/results/76ddd2d9-bb37-4c03-ac28-ae012c3d37c2?v=89SkhUxC0hKatanya 100% AI. Ga harus bener gan kalau bacot, bacot aja sesuai pemikiran sendiri.
Ya emang itu yang pengen disampein, entah kenapa ketika kita menggunakan bahasa yang baku, sering kali disebut hasil AI, padahal itu hasil mikir otak sendiri, lagi pula AI pun dapet hasil dari akumulasi tulisan dan pemikiran orang-orang. banyak orang yang skeptis terhadap kemampuan berpikir manusia ketika berkomunikasi secara formal. Padahal, bahasa baku itu justru menunjukkan usaha kita untuk menyampaikan ide dengan jelas dan terstruktur. Mereka lupa bahwa setiap kalimat yang dihasilkan oleh AI pun berasal dari pengolahan data dan pola pikir yang diambil dari tulisan manusia sebelumnya.