Masalah budaya yang sedikit terkikis dengan kemodern an juga membuat kondisi menjadi lebih buruk. Karena pada akhirnya selain dari generasi anak muda sekarang tidak mengetahui apa saja budaya lokal (budaya daerah) di negara kita hal ini juga rentan untuk di caplok negara lain termasuk negara tetangga.
Dulu di sekolah dasar ada diajarkan mengenai budaya dan mungkin perlu adanya pengembangan mengenai hal tersebut karena jika dibiarkan hilang maka dikhawatirkan generasi muda akan melupakan budaya sebagai warisan yang perlu dijaga. Anak muda sekarang kebanyakan lebih memilih budaya barat mengenai banyak hal dan itu terjadi karena kurangnya pengetahuan mereka tentang budaya sendiri.
Ya, saya juga pernah merasakan tuh Mulok (Muatan Lokal) yang isinya memang tidak terlalu jauh dari masalah budaya minimalnya adalah bahasa, sebenarnya waktu dulu gak terlalu ngerti kenapa ada pelajaran seperti ini di sekolah tetapi seiring bertambahnya usia dan berfikir lebih jauh memang pada akhirnya hal ini memang perlu. Tapi melihat sekarang kayaknya udah gaada deh mas soalnya saya punya beberapa adek yang masih berada di bangku sekolah gak nemu pelajaran itu. Walaupun ada beberapa hal yang masih di ajarkan tetapi sifatnya ekskul seperti di sekolah daerah saya yang masih mengajarkan ekskul silat dan untuk kamis wajib make pakaian adat tetapi hal seperti ini tampaknya tidak berdampak besar terlebih memang pola pikir anak sekarang yang menganggap bahwa budaya daerah itu terkesan kuno
Sudah banyak sekali gesekan dengan negara tetangga dimana batik yang selalu dipermasalahkan, Reog Ponorogo, bahkan baru-baru ini Baju Adat Minangkabau juga di klaim sebagai milik mereka di
National Costume Show Miss Cosmo 2024.
Hal ini terjadi karena kurangnya kepedulian yang kita miliki terhadap segala bentuk yang dimiliki dari budaya sendiri sehingga sudah sepantasnya untuk sekarang kita bisa menstabilkan antara budaya lokal dan budaya barat. Bukan berarti kita harus tertutup dengan kemajuan dan budaya lain tetapi harus ada beberapa pertimbangan untuk memperkenalkan dan berusaha agar membuat budaya daerah kita tidak mati dikalangan anak-anak gen Z atau gen alpha.
Budaya perlu di patenkan supaya suatu negara tidak menjadi gesekan karena perebutan hak atau klem sebelah seperti yang terjadi di negara kita dengan tetangga. Inilah mengapa pemerintah harus menyediakan ruang bagi penggiat Budaya untuk mengenali asal usul dan dengan demikian kita bisa mempatenkan. Kepedulian kita mungkin sangatlah terbatas jika pemerintah tidak membuat kebijakan terhadap penjagaan budaya dan mereka memiliki kapasitas untuk melindungi.
Ada banyak budaya Indonesia yang mungkin tidak dikenali oleh generasi sekarang dan mereka sama sekali tidak pernah dia ajarkan pengenalan dan bagaimana merawat budaya tersebut supaya tidak hilang. Tidak masalah jika orang pingin mengenal budaya luar akan tetapi kita juga perlu membuat budaya sendiri menjadi lebih di kenal di dunia.
Tapi memang ini kayaknya sudah jadi ciri khas negara kita gak sih, ketika memang pemerintahan dan masyarakat yang terkesan abai dengan kebudayaan tetapi ketika di serobot negara lain baru ngomel-ngomel dan ngeklaim bahwa itu adalah budaya kita sendiri. Banyak sekali kasus seperti ini terjadi terutama gesekan dengan negara tetangga dimulai dari batik, rendang, reog dan banyak lagi ketika pada akhirnya sudah ada yang ngeclaim baru kita mulai bereaksi tetapi ketika budaya itu tidak ada yang claim kita masih terkesan abai dan tidak jarang bahwa yang seharusnya di lestarikan itu dibiarkan begitu saja.