Ane heran kok masih ada orang di dunia ini khususnya negara barat pendukung yang percaya sama Israel. Sudah jelas dan 100% kalau orang-orang yahudi itu tipe penghianat dan suka membunuh majikannya.
Insiden penembak pasukan pengamanan PBB di Lebanon adalah salah satu bukti awal penghianatan negara tersebut.
PBB merupakan suatu badan internasional yg secara tidak langsung membentuk negara Israel silam. PBB juga lah yang menginisiasi negara barat supaya mendukung terbentuknya negara Israel, tapi eh pasukannya malah dibom, wkwkwk.
https://mfa.gov.il/Jubilee-years/Pages/1947-UN-General-Assembly-Resolution-181-The-international-community-says-Yes-to-the-establishment-of-the-State-of-Israel.aspxSudah banyak contoh, bahkan negara pendukung utamanya kayak AS pun dikangkangi dengan segala kebijakan yg dikeluarkan Israel. AS tidak bisa berbuat banyak, mereka negara besar tapi tidak berdaya karena mereka sangat tergantung pada Israel atas kepentingan mereka.
Kita tentu tahu bahwa nabi Musa yang menyelamatkan mereka dari firaun pun dihianati. Mereka bangun berhala berbentuk sapi untuk disembah ketika nabi Musa pergi. Padahal sudah diwanti2 tapi tetap saja berhianat
dalam QS. Al Baqarah: 91, Al Quran menyampaikan bahwa kaum Yahudi telah membunuh banyak para nabi. kaum Yahudi telah membuat dua kali kerusakan yang membuat Masjidil Aqsa dihancurkan sebanyak dua kali.
Artinya sifat mereka itu tidak ada baik2 nya di muka bumi ini dan harus jadi perhatian negara2 barat pendukungnya. Mereka dikarunia kecerdasan yang mampu membuat tunduk negara adi daya supaya ikut apa kemauan mereka.
konflik antara Israel dan Palestina sangat kompleks dan banyak menimbulkan kontroversi. Namun, kita perlu hati-hati dalam menyamaratakan seluruh kelompok atau negara berdasarkan kebijakan atau tindakan pemerintahnya. Menyebut semua orang Yahudi atau Israel sebagai "pengkhianat" atau "buruk" bisa memperburuk ketegangan dan tidak membantu menyelesaikan masalah. Setiap konflik punya latar belakang yang rumit, dan kita harus fokus pada solusi damai dan saling menghormati hak asasi manusia. Dialog yang terbuka dan saling memahami lebih penting untuk mencapai perdamaian.