Post
Topic
Board Bahasa Indonesia (Indonesian)
Re: MLM – sebuah strategi marketing yang sangat berbahaya
by
Patikno
on 27/12/2024, 18:55:53 UTC
Prudential merupakan contoh penerapan MLM yang bagus, namun beberapa anggotanya banyak yang kurang ilmu sehingga samar-samar dalam menjelaskan produk asuransi, dan berujung kerugian bagi nasabah (yang banyak kita lihat di tipi). Misal contoh, nabung 500 ribu yang bisa ditarik 10 tahun ke depan, padahal bukan gitu maksudnya, dan akhirnya berujung demo ketika dana tidak bisa ditarik.

Kalau membahas Prudential di Indonesia pasti tidak akan ada habisnya, saya sepakat dengan argumen sampean kalau Prudential itu sebenarnya bisnis dengan strategi MLM yang bagus, hanya saja para pencari nasabahnya di Indonesia terlalu tergesa-gesa dalam mencari nasabah sehingga nasabah juga mendapatkan informasi yang kurang tepat, yang terpenting bagi mereka hanyalah konversi. Saya tidak pernah menemukan berita mengenai penipuan Prudential di luar negeri, apa mungkin masalah-masalah seperti ini hanya ada di Indonesia?

Hmm, ini statement yang kurang valid karena kalau tujuannya meningkatkan/memperluas jaringan distribusi, tidak ada barang yang lebih mudah ditemukan daripada barang yang dijual di Indomaret/Alfamart yang tersebar di seluruh wilayah Wakanda. Namun tentu ada persyaratan agar brand/produk bisa diterima di saluran mainstream, sehingga brand/produk MLM tidak mau masuk ke sana agar tidak "dikendalikan" dan belum tentu produk tsb lolos uji kelayakan dari saluran tsb.

Perizinan dari pemerintah itu berbeda dengan persyaratan yang diminta oleh saluran mainstream populer. Sebagai contoh misalnya ane punya produk keripik yang sudah ada ijin lengkap dari pemerintah tapi belum tentu bisa diterima untuk dijual di brand Indomaret/Alfamart.

Kemudian ada unsur irit biaya marketing juga, dengan menggunakan tenaga pemasaran sekaligus promosi tersebut, keripik ane misalnya, tidak perlu keluar/memangkas budget untuk (1) deal dengan saluran distribusi mainstream, (2) promosi di berbagai media, karena dengan iming-iming komisi sudah mendatangkan tenaga promosi "gratis."

Kalau ternyata yang sampean maksud seperti itu, berarti memang saya saja yang salah menangkap maksud sampean. Saya kira sampean hanya membahas mengenai regulasi bisnis MLM itu sendiri, ternyata orientasi diskusi sampean berada di produk-produk mereka. Ngomong-ngomong saya sudah tonton film yang sampean bilang di postingan sebelumnya, sangat menginspirasi.