Hal seperti ini terkadang tidak terlalu di perhatikan mas untuk sebagian besar orang apalagi mayoritas warga negara kita ini terkadang abai dengan keadaan seperti ini karena mereka malas membaca dan menginginkan sebuah hal yang instan dan cepat apalagi ketika situasinya sudah mulai terpepet sehingga hal-hal yang seharusnya penting tidak akan dipedulikan yang terpenting mereka bisa meminjam dan cepat cair. Ini mungkin terdengar seperti situasi yang ceroboh tetapi fakta mayoritas orang di negara kita seperti itu sehingga tidak bisa dipungkiri untuk sekarang banyak sekali orang yang terjebak dalam pinjol baik itu yang resmi atau ilegal karena memang mereka menginginkan sebuah hal dengan cepat apalagi untuk uang tetapi tidak terlalu memikirkan dampaknya karena mereka menganggap ini bisa dipikirkan nanti.
Hal-hal yang mas katakan memang sebenarnya tidaklah salah tetapi hal tersebut adalah sebuah hal yang sulit untuk dilakukan oleh mayoritas orang di negara kita karena kita tahu sendiri mayoritas di negara kita itu malas membaca sehingga ketika ada tulisan yang panjang mereka akan cenderung skip hal tersebut dan mencari langsung dimana letak yang harus di tanda tangani. Saya mengatakan hal seperti ini karena memang saya pernah merasakan (meskipun konteksnya bukan dalam pinjol) dan sering melihat orang melakukan hal yang sama seperti yang saya katakan ini.
Bukan hanya malas berujung abai lalu lalai, pengguna pinjol dan paylater lupa bahwa sifat paylatyer dan pinjol itu memerangkap, membuat debitur tertarik, mengajukan aplikasi lalu tidak bisa keluar dari lingkaran hutang. Penyedia jasa juga melakukan promosi yang sangat spektakuler ditambah faktor pengaruh lingkungan GENZ membuat pinjol dan paylater solusi paling memungkinkan untuk menyokong gaya hidup dan pola pikir genZ.
Dalam kondisi saat ini, edukasi dini tentang melek finansial ke anak sangat dibutuhkan agar bisa memutus rantai pemikiran bahwa hutang adalah solusi. Penanaman nilai keagamaan dan motivasi dari orangtua untuk menjauhi hutang dan latihan menunda kesenangan bisa menjadi solusi efektif.
Karena memang pola pikir yang dimiliki masih menjadi sebuah situasi yang sulit untuk di tingkatikan terlebih memang mungkin ini berhubungan dengan IQ negara kita yang masih sangat jeblok dari segi standar karena memang berada di angka
78.94 yang padahal jika kita melihat daftaran atau tingkatan IQ angka seperti itu bahkan berada di bawah standar yang mungkin bahasa kasarnya adalah bodoh yang membuat pola pikir di negara kita tidak berkembang dan hanya menginginkan sebuah hal instan dan meminjam uang untuk kebutuhan, habit, gaya hidup dll. Selalu menjadi sebuah solusi yang paling memungkinkan terlebih untuk mereka kaum milenial dan kaum gen Z.
Saya sepakat sebenarnya ketika edukasi untuk masalah finansial tetapi pada akhirnya kita juga tahu bahwa sikap dan sifat di negara kita itu terkesan tidak ingin di ajari karena menganggap diri mereka sudah mengerti dan sudah tahu apa yang harus dilakukan sehingga pada akhirnya ketika ada edukasi pun meskipun tidak semua tetapi rata-rata atau bahkan sebagian besar dari yang mengikuti hanya akan masuk dari kuping kanan keluar dari kuping kiri atau memang hal yang lebih ekstrim nya adalah mengikuti edukasi hanya karena ingin beberapa hal seperti nasi kotak / makan gratis serta
merchandise yang terkadang selalu diberikan.