Wajar saja namnya juga manusia, bukan nabi, boy..!!! Manusia dengan penuh rasa benci, dendam dan amarah, mereka telah mengutuk apa yang telah dilakukan Amerika kepada saudara-saudara mereka di Palestina ketika gencatan senjata masih berlangsung. Sehingga ketia mendengar ada sebuah pemberitaan mengenai kebakaran hebat di Amerika, orang-orang merasa puas, karena seakan kebencian, dendam dan amarah terbalaskan. "Perilaku buruk yang dilakukan oleh segelintir orang Amerika telah membuat orang-orang berpandangan buruk dan menaruh kebencian terhadap semua orang Amerika."
Lah kenapa musti jadi Nabi dulu? Cukup jadi manusia yang memanusiakan sesamanya saja sudah cukup. Yang di Mamarika saudara, di Palestina saudara, di Zimbabwe juga saudara. Hanya saja saudara terdekat ya sudah semestinya sesama orang Indonesia. Kalau pilah-pilih mana yang dianggap saudara dan mana yang bukan, ya itu standar ganda.
Saya tidak ingin mengatakan apakah ini adalah azab atau karma karena bagaimanapun juga kita tidak bisa mengatakan sesuatu hal yang buruk terhadap sebuah musibah karena memang ini adalah musibah dan sudah sepantasnya untuk kita sebagai manusia memiliki rasa empati yang besar terhadap bencana seperti ini.
Selain itu, bagaimana jika situasinya dibalik ketika terjadi bencana di daerah kita atau mungkin beberapa bencana di masa lalu seperti tsunami atau gempa yang menghancurkan disebut azab atau karma juga
Betul sekali!
pada akhirnya kita tidak akan merasa terima karena memang itu tidak etis untuk dikatakan dan sebenarnya tidak terlalu cocok juga untuk diperdebatkan.
Kalau ini ane tidak sependapat karena bacot ya bolah-boleh saja asalkan beradab.