Piala AFF kemarin menjadi cerminan seberapa besar gap antara pemain lokal dan pemain diaspora dalam hal teknik basic. Suka atau tidak suka pemain lokal kita di piala AFF kemarin masih banyak kekurangan dalam hal dasar seperti passing dan visi permainan. Terlihat dari passing yang tidak akurat atau tidak punya kontrol bola yang bagus saat menerima passing. Tidak adanya visi dari pemain tengah juga membuat permainan timnas di piala AFF seperti timnas sebelumnya yang lebih banyak mengandalkan umpan jauh ke depan tanpa target yang jelas. Tentu kekurangan ini bukan untuk merendahkan pemain lokal. Tetapi ini menjadi pelajaran penting bagi persepakbolaan Indonesia untuk berbenah dan memperbaiki kekurangan dan kesalahan baik dari segi porsi latihan atau kedisiplinan para pemainnya.
Yang jelas memang beda kelas dan mentalitas Gan, karena wadah mereka bermain levelnya benar-benar jauh berbeda, sehingga ketika para pemain Diaspora tidak turut andil, level timnas ya kembali ke rasa lokal. Terus terang ada sedikit rasa penasaran dengan datangnya pelatih baru Patrick Kluivert yang menggantikan STY. Kira-kira jatah quota pemain lokal bakal bertambah atau malah semakin menipis ya? karena yang jelas dengan beberapa pemain diaspora baru yang baru saja naturalisasi dan mereka yang masih akan melakukan proses naturalisasi, maka persaingan untuk bisa masuk timnas pastinya akan lebih ketat dari sebelumnya.