dari awal, program bansos pemerintah itu bukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan, melainkan lebih untuk meningkatkan citra salah satu paslon presiden di masyarakat. makanya, tidak usah heran jika pada pemilu kemarin bansos benar-benar dipaksa untuk dibagikan sebelum pemilu, agar tujuannya menarik simpati masyarakat dan meningkatkan elektabilitas paslon tertentu. karena memang sejak awal, bansos tunai ini tidak menyelesaikan masalah kemiskinan, bahkan tidak mampu menguranginya.
bayangkan saja, dari tahun 2014–2024, pemerintah sudah mengeluarkan bansos sebanyak hampir 4 kuadriliun, namun hasilnya tidak signifikan karena bansos ini memang tidak menyelesaikan masalah apa pun, malah justru menjadi ajang politisasi.
pemerintah harusnya stop program bansos ini dan lebih baik mengalokasikan anggaran ini untuk program padat karyat yg bisa memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat, hal tsb jauh lebih baik dan bisa memberikan pemasukan kepada lebih banyak orang.
Bukannya bansos atau bantuan tunai langsung adalah bantuan finansial dari pemerintah yang diperuntukan untuk keluarga miskin agar bisa membantu memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Sedangkan tujuan utama pemerintah adalah untuk menurangi dampak pandemi serta menambah ketahanan ekonomi masyarakat.
Justru yang efektif adalah penyerahan langsung, jika bantuan tunai langsung diarahkan untuk investasi padat karya justru tidak tepat sasaran. Jika digunakan untuk pembukaan lpangan kerja yang menikmat hanya segelintir orang dan justru semakain banyak pos kebocoran dananya.
Mungkin adanya BLT tidak terlalu signifikan merubah angka kemiskinan di Indonesia tetapifaktanya banyak orang Indonesia yang masih kesulitan makan.