Saya setuju dengan argumen yang peruntukannya mungkin tidak tepat, karena semua anak dapat mbg yang mana sebenarnya ga semua anak itu membutuhkan mbg yg berupa bantuan dari pemerintah. Jadi bisa dibilang hampir mirip dengan bansos2 yg mana orang yg dikatakan sudah hidup cukup bahkan lebih tapi tetap menerima bansos. Akan lebih efektif dan efisien jika program ini diberikan benar2 buat yang membutuhkan saja. Dari segi waktu pun sebenarnya kurang setuju, karena akan lebih baik kalau programnya itu sarapan bergizi gratis buat anakl2 yg benar2 tidak mampu karena menurut saya tenaga anak sekolah itu harusnya dari pagi bukan disiang hari yang mana setelah makan siang cuma tinggal beberapa jam lalu pulang. Tapi memang mungkin kalau harus dipilih2 mana yang membutuhkan saja (tidak semua anak dapat), mungkin akan membuat prosesnya lebih ribet dan mungkin juga akan menimbulkan kesenjangan diantara siswa tapi kalau untuk efisiensi ya harusnya memang bantuan2 seperti ini harus diberikan kepada yang benar2 membutuhkan saja.
Setuju jika dibuat mekanisme orang tua bebas diberikan pilihan mau menerima MBG atau tidak. Yang tidak menerima MBG bisa menghemat anggaran, karena kenyataannya makanan yang disiapkan orangtua lebih bergizi, fenomena makanan terbuang juga ada, yang sering justru orangtua di rumah yang makan MBG. Sebelumnya di sekolah anak saya sudah disediakan makan siang (sekolah swasta) perbedaan setelah ada MBG hanya di penambahan susu.
Dibalik banyak perdebatan mengenai apakah MBG efektif menunjang gizi anak dengan hanya 10.000 ada sisi lain yang bahagia dan terdampak dengan kebijakan ini. Baru-baru ini saya melihat video yang menunjukkan ibu-ibu sangat bahagia menerima pembayaran sebagai vendor MBG, mungkin tidak mewakili semua vendor, tetapi dari situ saya melihat sisi positif atau mungkin tujuan tersembunyi dari kebijakan Presiden Prabowo ini adalah pemerataan ekonomi juga, kebijakkan MBG membuat uang sebesar 71T berputar di kelas bawah dengan cepat on daily basic.
Penyediaan bahan baku MBG murah tentu diambil dari petani,peternak, pengrajin makanan sekitar, bisa dibayangkan trilyunan akan aktif berputar di bawah setiap harinya di seluruh indonesia. Salah satu yang saya suka dari Presiden Prabowo adalah beliau konsisten menyuarakan bahwa anak2 Indonesia tidak boleh kelaparan dan kekurangan gizi (menurut saya ini bukan hanya janji kampanye) tetapi menunjukan sifat nasionalisme.