Tapi MBG ini harga mati untuk pemerintahan Prabowo karena selain janji kampanye, Pak Prabowo konsisten membawa isu ini di hampir semua kesempatan baik di dalam negeri maupun di luar negeri, setidaknya walaupun anggaran habis tapi dinikmati oleh rakyat, khususnya menengah bawah. kalau boleh kita tarik lebih jauh sebagai individu, kita ada dimana ketika banyak saudara-saudara kita kelaparan, anak kecil kekuranga gizi di sekitar kita, kita abai.
Cukup dimengerti sebenarnya kenapa Prabowo sekarang masih sangat ngotot untuk merealisasikan hal ini karena seperti yang anda katakan bahwa MBG ini harus menjadi harga mati dengan alasan perbaikan gizi sebagai niat baik nya, tetapi disisi lain kita tahu bahwa politik itu memiliki 2 sisi dan jujur saja siapapun rezimnya saya tidak percaya bahwa mereka yang menggembor-gemborkan kesejahteraan rakyat itu tujuannya memang seperti itu secara keseluruhan karena pada akhinrya sisi politik 2 sisi dimana ada situasi yang jahat juga selalu terjadi.
Begitupula dengan MBG saat ini yang memang tujuannya untuk membuat perbaikan gizi sedikit lebih baik tetapi untuk segi jahatnya kita tahu bahwa pada akhirnya secara sadar atau tidak ini adalah program unggulan 02 yang memang menajdi fokus utama sehingga mau tidak mau mereka harus tetap memaksakan program ini berjalan karena selain dari untuk elektabilitas agar tetap terjaga, ini juga sebagai pembuktian bahwa program utamanya dilakukan ketika menjabat. Kita bisa melihat bagaimana MBG ini terus digalakan bahkan pada akhirnya ada kebijakan efisiensi anggaran pun salah satunya dilakukan untuk MBG sehingga kita pasti sadar bahwa bagaimanapun kondisi kita dari segi ekonomi dengan segala polemiknya MBG akan tetap dipaksakan sekalipun dengan mengorbankan hal lain termasuk pro dan kontra di dalamnya.