....
Kesalahan orang kita mengambil pinjaman justru untuk kepentingan lain, seperti berjudi, kebutuhan gaya hidup atau pada sesuatu yang tidak produktif. Pinjaman yang di ambil dan digunakan untuk persoalan tersebut maka dampaknya cukup besar karena yang terjadi hanya akan menambah masalah bukan untuk menyelesaikan masalah.
pinjol hanya untuk sekedar berjudi atau untuk membeli barang-barang branded itu hanya akan menjadi masalah di kemudian hari jika peminjam tidak memikirkan resikonya dan mengatur keuangan mereka semaksimal mungkin. karena pinjol itu hanya boleh menjadi opsi terakhir dan peminjam juga mempunyai kesanggupan untuk membayar pinjaman tersebut. jika mereka sepele dan menganggap bahwa kemudian hari mereka bisa membayar pinjaman tsb, maka ini yg akan menjadi masalah dan membuat peminjam masuk kedalam lingkaran setan pinjol. ujungnya peminjam itu hanya gali lobang tutup lobang-- pinjamannya gak pernah selesai, malah justru makin menumpuk.
Sebenarnya tidak akan menjadi masalah kalau kita misalkan sebagai peminjam tau kekuatan finansial kita sendiri. Harus bertanya pada diri sendiri "mampukah saya bayar pinjaman tersebut terlepas apapun yang terjadi dengan uang yang saya pinjam?". Misalkan kita tau kalau setiap bulan kita dapat gaji katakanlah 5jt, trus pengen main judi tapi gajian masih lama sedangkan kita sudah terbiasa menyisihkan sebagian dari gaji itu untuk main judi (katakanlah 10% alias 500rb). Maka pinjam dijudol dengan nominal maksimal 500rb (syukur2 kurang), tidak akan menjadi masalah besar.
Yang selalu jadi masalah adalah ketika orang ngambil pinjol buat judol tapi cara berpikirnya adalah "kalau nanti menang pasti bisa bayar" dan disisi yang lain peminjam ini tidak punya penghasilan yang tetap, atau mungkin punya penghasilan tetap tapi kurang bijaksana dalam menghitung berapa yang sekiranya mampu dia bayar melihat dari besaran gajinya, besaran pengeluarannya dll yang mana membuat orang seperti ini meminjam melebihi batas kemampuannya sendiri.