Dari jawaban yang dia berikan, terlihat kalau dia belum paham apa itu BTC & sedikit cara kerjanya. Sebenarnya teman saya ini bukan tipe orang yang susah mengerti. Namun begitulah yang dia tahu saat ini tentang BTC itu.
Dengan keterbatasan pengetahuannya, saya merasa dia belum layak punya & cicil BTC, apalagi rencana cicilannya diambil dari sebagian besar gaji. Karena saya tidak mau lihat dia merugi di kemudian hari karena kasus hack. Di sisi yang lain saya juga sadar kalau akumulasi BTC juga sebagai permainan waktu, semakin lama coba cicil, semakin tinggi kapitalisasi pasar & harga BTC. Ibarat kata kejar-kejaran antara waktu, dia & BTC.
Kalau agan tahu esensi kebebasan bitcoin pastinya tidak boleh dong menghakimi dia belum layak atau belum siap? dari mana tolak ukur seperti itu? hanya karena fomo? justru fomo bitcoin lebih baik ketimbang fomo shitcoin. Pada akhirnya Bitcoin yang dia pegang akan memberikan jawaban tersendiri, disaat banyak orang awam yang tidak berani mengambil resiko membeli bitcoin justru teman agan memilih untuk melakukannya tanpa berpikir panjang. Mungkin suatu saat pembelian gegabahnya jadi sebuah anugrah karena telah membeli bitcoin sebelum orang lan memulai.