140 Siswa SMP Negeri 8 Kupang Diduga Keracunan Makanan Bergizi Gratis Kupang, Ekorantt.com – Sebanyak 140 siswa-siswi SMP Negeri 8 Kota Kupang dilarikan ke RSUD S.K. Lerik, RSU Mamami, dan RS Siloam Kupang setelah diduga mengalami keracunan usai mengonsumsi makanan bergizi gratis yang disediakan di sekolah pada Senin, 21 Juli 2025.
Salah satu siswa kelas VII, Marisa Oematan, mengaku mulai merasakan sakit pada Selasa dini hari sekitar pukul 04.00 Wita.
“Perut sakit sekali dan sempat mencret dua kali,” ujar Marisa kepada Ekora NTT saat dirawat di RSU Mamami, Selasa, 22 Juli 2025.
Didampingi oleh ibunya, Marisa juga menyampaikan bahwa selain mengalami diare, dirinya sempat muntah dua kali, yaitu di rumah dan di sekolah.
Ia menduga gejala tersebut timbul usai menyantap makanan bergizi gratis yang terdiri dari nasi rendang, sayur, tahu, dan buah.
“Pas makan rendang seperti mentah, berdarah dagingnya. Ada juga rasa bau tidak sedap,” terangnya.
Hal serupa dialami Beatrice Janu, siswa kelas IX, yang mengaku mulai merasa sakit perut setelah pulang sekolah pada Senin, tetapi awalnya menganggapnya sebagai sakit biasa.
Gejala semakin parah ketika ia kembali ke sekolah pada hari Selasa.
Beatrice menyatakan perutnya terasa sakit disertai mual dan muntah.
Direktur RSU Mamami, dr. Elvino Manafe mengungkapkan, pihaknya menerima dan merawat sebanyak 61 siswa dari SMP Negeri 8 Kupang. Meski begitu, ia belum bisa memastikan penyebab utama kejadian tersebut.
...
Hingga saat ini, pengelola dapur umum program Makan Bergizi Gratis untuk SMP Negeri 8 Kupang, Adiyatman Bahauddin, belum memberikan keterangan dan tidak merespons panggilan telepon maupun pesan WhatsApp.
https://ekorantt.com/2025/07/22/140-siswa-smp-negeri-8-kupang-diduga-keracunan-makanan-bergizi-gratis/ Kejadian keracunan MBG kembali lagi terjadi. kali ini 140 siswa keracunan massal setelah mengkonsumsi makanan yg dibagikan kepada mereka. disinyalir makanan yg dibagikan kepada mereka tidak layak konsumsi karena masih mentah.
kejadian ini cukup disayangkan karena hal seperti ini sudah berapa kali terjadi, dan kali ini itu kembali lagi terjadi. lemahnya pengawasan pemerintah terhadap dapur umum ini menjadi alasan mengapa kejadian ini terjadi kembali. dari awal pemerintah sudah diperingatkan untuk melakukan pengawasan menyeluruh terhadap apa yg dikonsumsi para siswa, namun sayangnya pemerintah tidak berbenah dan melakukan evaluasi terhadap program ini.