Dari sudut pandang strategi bisnis, 0% atau bebas pajak seperti barang atau produk Amerika ini tergolong bagus karena barang impor dari Amerika tidak akan mahal untuk didapatakan oleh konsumen lokal kita, bagi yang minat.
Sedangkan 19% pajak ekspor kita akan membuat barang kita di pasar Amerika mahal yang otomatis akan menguntungkan pedagang lokal kita.
Misalnya, jika dulunya harga Cokelat Rp. 25.000 per kilo, maka dengan pengenaan pajak 19%, maka pedangang kita bisa diuntungkan dari sisi lain.
Hasil alam lain yang lebih dibutuhkan oleh mereka bisa lebih berharga walau pajaknya akan mengalir kepada mereka.
Pesawat dan alutsita lainnya bisa dijangkau oleh kita tanpa harus mahal karena biaya pajak.
Alat kesehatan juga. Terus apa lagi yang memang dibutuhkan.
Dari segi bisnis justru memberikan efek domino bagi pemerintah Indonesia dan pelaku UMKM sendiri, jika nanti kita kebanjiran produk import dari Amerika Serikat yang masuk dengan pajak 0% di satu sisi pemerintah tidak mendapatkan pemasukan sama sekali ditambah lagi daya saing UMKM Indonesia sendiri bakal sangat sulit. Secara tidak langsung dengan hadirnya barang import Amerika Serikat tanpa dikenakan pajak sama sekali dan tanpa ada batasan jumlah yang diimport ke depan bakal kebanjiran produk AS dan pemerintah kita tidak dapat pemasukan sama sekali.
Di sisi lain, jika produk import barang kita masuk ke AS harus bayar 19% sangat memberatkan ke depannya karena nilai dari produk kita bakal semakin tinggi dan sulit untuk bisa laku di pasar Amerika Serikat. Harusnya dengan tarif 0% produk AS plus banyak benefit lain didapatkan sama mereka harusnya pemerintah kita mampu menekankan produk import kita jangan 19% minimal 8% hingga 12%.